Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suntik Vitamin Tak Sesuai Indikasi dan Berbahaya

Kompas.com - 07/09/2011, 11:06 WIB

Hal itu senada dengan para ahli di MayoClinic yang menyatakan, perlu riset lebih lanjut untuk membuktikan klaim bahwa suntikan vitamin B12 bisa mengobati keletihan, penyakit gangguan sel, gangguan ritme sirkadian, serta sindrom kaki gemetar. Selain itu, juga tak ada bukti bahwa suntik vitamin B12 membantu mengurangi berat badan.

Hal penting yang sering dilupakan, menurut Iwan, vitamin tak boleh disuntikkan pada orang gemuk karena reaksi hipersensitivitas akan makin tinggi. Demikian pula pada remaja di bawah usia 18 tahun.

Iwan menyatakan, vitamin seharusnya didapat tubuh lewat metabolisme, bukan disuntikkan. Dampak yang mungkin terjadi adalah infeksi. Jika alat suntik tidak steril, bisa tertular penyakit, seperti HIV, ataupun hepatitis B atau C. Hal lain, bisa terjadi alergi berupa bintik-bintik merah (rash) maupun benjolan akibat vitamin menumpuk di bawah kulit.

Terkait kebugaran, menurut Iwan, kondisi itu sesungguhnya berasal dari tercukupinya kebutuhan gizi tubuh, yakni karbohidrat, protein, dan lemak dalam jumlah seimbang. Adapun vitamin dan mineral hanya dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil. Vitamin C hanya 20-100 miligram per hari, sedangkan vitamin B12 maksimal 200 mikrogram per hari.

Penyuntikan biasanya menggunakan dosis jauh lebih tinggi dari kebutuhan. Misalnya, vitamin C diberikan 1 gram, sedangkan vitamin B12 diberikan dalam hitungan miligram. Akibatnya, kadar vitamin dalam darah akan terlalu tinggi. Sisa vitamin akan dibuang lewat, ginjal. Jika kadar vitamin dalam darah terlalu tinggi dan jenuh, ginjal akan bekerja terlalu keras sehingga bisa mengganggu fungsinya bahkan gagal ginjal. Apalagi orang cenderung lupa minum jika merasa segar. Padahal, air dibutuhkan untuk mengeluarkan racun sisa metabolisme.

Efek samping yang lebih ringan adalah mual, muntah, diare, atau nyeri di ujung saraf dan permukaan tubuh karena tubuh jenuh vitamin. Vitamin itu lantas tertumpuk di jaringan, baik di kulit, otot, empedu, maupun hati.

Khusus untuk suntik vitamin B12, efek samping yang ringan, antara lain, diare, nyeri perut, mual, nyeri atau panas pada tempat penyuntikan, sakit kepala, serta nyeri sendi. Jika terjadi efek samping berupa jantung berdebar-debar; sesak atau nyeri dada atau kaki, berat badan meningkat, lemah atau kram otot, rasa haus, sering kencing, bingung, pusing, mati rasa, kesulitan bernapas atau menelan, napas pendek dalam kondisi istirahat; batuk-batuk dan bersin; bengkak terutama pada tangan, kaki, atau tumit; kulit memerah, gatal, dan timbul bintik-bintik merah, perlu segera mendapat pertolongan medis. Reaksi alergi itu bisa berakibat fatal.

Sebaiknya dari makanan

Menurut situs Webmd, zat gizi sebaiknya didapatkan dari makanan segar daripada mengonsumsi suplemen maupun melalui penyuntikan. Dalam makanan sering terdapat antioksidan kompleks yang bekerja secara sinergis, misalnya quercetin (pada apel, bawang, teh, anggur merah) yang bersifat antiradang dan bisa mengurangi alergi.

Antioksidan kompleks lain adalah luteolin (di seledri, cabai hijau) yang bersifat antiradang dan dipercaya bisa membantu menghindarkan Alzheimer. Catechin (flavonoid dalam teh) bisa mengurangi risiko ganggnan jantung, kanker, dan Alzheimer.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau