Menurut Pitoyo, program penataan Ciliwung secara menyeluruh, disebut Solusi Total untuk Ciliwung, membutuhkan biaya sekitar Rp 2,1 triliun. Jika dapat berjalan sesuai dengan target pelaksanaan proyek, program ini akan terselesaikan tahun 2015.
”Kami tidak akan membangun bantaran sebelum semua warga pindah ke tempat yang lebih baik. Untuk itu, butuh kerja sama yang baik dengan Pemprov DKI Jakarta maupun instansi terkait lainnya,” kata Pitoyo.
Soal tempat, pihaknya juga berencana membuat sodetan
”Dengan menyodet kali 250 meter saja, kami dapat tanah cekungan bekas kali yang amat luas dan cukup untuk membangun rumah susun sederhana sewa,” ujar Pitoyo.
Hasil kajian sementara dari Kementerian Pekerjaan Umum, sebagian besar penghuni bantaran adalah pekerja informal dengan penghasilan rata-rata di bawah Rp 50.000 per hari.
Dengan membayar sewa satu rumah susun sekitar Rp 5.000- Rp 10.000 per hari, masih ada sisa uang untuk makan dan kebutuhan lain.
Rumah susun sederhana sewa juga lebih memudahkan calon penghuni karena tidak memungut uang muka, tetapi langsung sewa harian atau bulanan.
Rumah susun sederhana sewa juga akan disesuaikan dengan mata pencarian warga, misalnya pedagang kaki lima, pedagang dengan gerobak dorong, dan pekerjaan informal lainnya.
Desain rumah susun sederhana sewa akan dilengkapi dengan tempat khusus untuk alat kerja penghuninya. Pitoyo juga menegaskan perlunya pendidikan bertahap agar warga bisa selaras beradaptasi menghuni rumah susun sederhana sewa serta mencegah kembalinya mereka ke bantaran sungai.
Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia Iman