Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Bisa Miskin karena Sakit

Kompas.com - 18/01/2012, 19:25 WIB
Amanda Putri Nugrahanti

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com — Penghasilan masyarakat miskin tidak seimbang dengan mahalnya biaya kesehatan. Oleh karena itu, upaya preventif dan penanganan secara dini harus lebih didorong. Peran pemerintah juga harus lebih nyata dalam menjamin akses kesehatan warganya.

”Bahkan, orang bisa miskin karena sakit,” kata Bupati Semarang Mundjirin saat meresmikan Pusat Penanggulangan Kanker Komprehensif Terpadu di RS Ken Saras, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (18/1/2012).

Ia menyebutkan, banyak orang sakit datang ke rumah sakit ketika penyakitnya sudah parah dan mereka pasrah tidak mau ditangani karena merasa tidak mampu membayar biaya berobat. Biaya berobat pada dokter spesialis, misalnya, bisa berkali lipat penghasilan seorang dalam sehari.

Untuk itu, saat ini di Kabupaten Semarang warga yang tidak mampu dapat mengakses pelayanan gratis di puskesmas dan ruang perawatan kelas III di RSUD. Ada dua RSUD dan 24 puskesmas di Kabupaten Semarang, 14 di antaranya merupakan puskesmas rawat inap.

Meski demikian, pelayanan di puskesmas dan RSUD sangat terbatas. Sementara pelayanan yang lebih modern dan lengkap ada di RSUP atau RS swasta. Oleh karena itu, Mundjirin meminta RS swasta untuk melayani warga miskin.

”RS sering-sering membuat kegiatan CSR (tanggung jawab sosial perusahaan) agar rakyat miskin terfasilitasi,” katanya.

Menurut Mundjirin, adalah kewajiban pemerintah untuk memberi pelayanan yang cepat kepada masyarakat. Di tingkat desa, mulai dari posyandu, puskesmas, hingga warga setempat harus tanggap jika ada warga yang sakit. Dengan demikian, penyakit yang diderita bisa segera ditangani.

”Yang paling penting adalah bagaimana langkah preventifnya. Jaga lingkungan supaya bersih, jaga kesehatan, jangan merokok, dan makanlah makanan yang bergizi. Dengan begitu mudah-mudahan penyakit tidak menghampiri,” tuturnya.

Direktur RS Ken Saras, Sri Kadarsih, mengatakan, pihaknya menyediakan bangsal kelas III yang berdaya tampung 50 orang. Bangsal itu untuk memfasilitasi warga tidak mampu untuk tetap mendapat pelayanan kesehatan.

Rumah sakit itu menghadirkan pelayanan unggulan, yaitu trauma centre dan cancer centre. Selain itu, metode yang digunakan adalah memadukan metode pengobatan modern dengan pengobatan melalui terapi herbal. RS Ken Saras menerapkan pengobatan tradisional China yang dipadukan dengan pengobatan tradisional Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com