Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlukah Calon Suami Tes HIV?

Kompas.com - 27/02/2012, 07:23 WIB

Risiko penularan pada janin dalam kandungan sekitar 7 persen, pada waktu melahirkan cara biasa 15 persen, dan risiko penularan melalui air susu ibu 13 persen. Dengan demikian, keseluruhan risiko penularan adalah 35 persen. Risiko ini dapat diturunkan menjadi kurang dari 2 persen jika ketiga upaya tersebut dapat dilakukan dengan lengkap. Jika selama kehamilan tak sempat minum ARV, jumlah virus HIV dalam tubuh ibu hamil tinggi sehingga risiko menularkan selama melahirkan cara biasa atau pemberian air susu ibu masih tinggi. Karena itulah teman Anda dianjurkan dokter untuk memberikan susu formula. Kita semua sudah memahami sebenarnya air susu ibu adalah makanan terbaik bayi, tetapi pada keadaan ini akan lebih aman menggunakan susu formula.

Namun, jika keinginan untuk menggunakan susu formula ini tak dapat dilakukan dengan baik, misalnya karena faktor biaya atau lain-lain, boleh dilakukan pemberian air susu ibu eksklusif. Bayi hanya minum air susu ibu saja selama enam bulan.

Kita perlu belajar lebih banyak untuk meningkatkan keberhasilan pencegahan penularan HIV dari ibu hamil ke bayi, misalnya dari Thailand dan Kamboja. Program penanggulangan HIV di Kamboja berhasil menurunkan kasus baru HIV 50 persen, cakupan penggunaan ARV 92 persen, dan penurunan lebih dari 50 persen kasus HIV pada bayi.

Untuk dapat meningkatkan keberhasilan penanggulangan HIV, masyarakat harus memahami bahaya HIV dan bagaimana menghindari diri dari penularan penyakit ini. Tes HIV harus tersebar di seluruh Indonesia dan mudah diakses oleh masyarakat luas.

Tes HIV

Pakar HIV, Prof Zubairi Djoerban, dalam suatu simposium menganjurkan agar kita menggalakkan tes HIV di masyarakat, terutama untuk pengguna narkoba dan pasangan seksualnya, juga pasangan seksual ODHA, mereka yang terdiagnosis penyakit menular seksual, ibu hamil, penderita tuberkulosis, bahkan siapa saja yang merasa perlu dites. Tanpa tes HIV, kita tak dapat menetapkan apakah seseorang tertular HIV. Kesempatan untuk mengobati hilang dan juga kesempatan untuk mengurangi pencegahan kepada orang lain hilang. Prof Zubairi berharap kita dapat melaksanakan tes HIV pada sekitar 10 juta penduduk kita.

Apakah saran ini berlebihan? Ternyata, pada tahun 2010 Afrika Selatan yang berpenduduk 50 juta orang telah melakukan 10 juta tes HIV dan dapat ditemukan sekitar 2 juta yang positif. Mereka yang positif diobati supaya virusnya dapat ditekan agar tidak timbul infeksi oportunistik dan sekaligus mengurangi risiko penularan kepada pasangan seksualnya.

Bagaimana dengan biaya? Sudah tentu tidak seluruh biaya harus dimintakan dari pemerintah. Mereka yang mampu membayar dapat membiayai diri sendiri dan yang tak mampu dibantu oleh pemerintah. Jadi, banyak yang dapat kita bantu untuk sahabat Anda. Terapi HIV sekarang sudah maju dan efektivitasnya tinggi.

Pertanyaan untuk semua rubrik di halaman ini dapat diajukan kepada penulis melalui alamat kompas@ kompas.com atau kompas@kompas.co.id

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com