Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Bocah Perokok Cuma Bisa Pasrah

Kompas.com - 19/03/2012, 22:05 WIB

KOMPAS.com - Umar (40) hanya bisa pasrah, IH (8), putera pertamanya berontak di depan teras Kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Jl. TB Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Bocah yang sudah tak bersekolah sejak 2 tahun lalu tersebut berperilaku agresif sejak kecanduan rokok sejak usia baru 4 tahun.

Sang anak pun dipeluk untuk menenangkan perilakunya. Namun, bagai air susu dibalas air tuba, pukulan dan tendangan malah yang diterima Umar.

"Dia memang begitu lah anaknya, suka susah," lirihnya sambil menahan air yang nampak menggenangi matanya dan kemudian mengusapnya agar tidak jatuh.

Kepada wartawan, warga Jl. Salabintana, Rt 02 Rw 06, Desa Krawang, Kampung Krawang Girang, Sukabumi, Jawa Barat yang sehari-hari bekerja sebagai kuli bangunan sekaligus tukang ojek tersebut menceritakan awal mula mengapa perilaku anaknya berbeda dengan anak seusianya.

"Waktu usianya 4 tahun, dia diantar sama ibunya ke sekolah PAUD. Tapi suatu saat, ibunya ada kepentingan, jadi dia pergi sendiri. Enggak taunya tiba-tiba dia beli rokok dan kopi," ujarnya kepada wartawan, Senin (19/3/2012).

Pedagang rokok yang kerap didatanginya pun, diakui Umar telah melarang IH untuk membeli rokok. Namun, rasanya ia pun tak berdaya dengan rajukan sang anak.

Hal itu sempat terjadi tanpa sepengetahuan Umar, hingga pada akhirnya ia mengetahui bahwa anaknya memiliki kebiasaan merokok beberapa bulan kemudian.

"Setelah tau dia merokok, saya negor, memukul, mengikat, tapi dia tetap ngerokok di belakang. Lama-kelamaan dia berani minta rokok. Saya enggak ngasih. Saya cuma kasih uang jajan dan ternyata dibeliin rokok sama dia," lanjutnya.

Kebiasaanya merokok pun dilanjutkan hingga sekarang. Umar mengaku tak berdaya dengan perilaku anaknya yang dilahirkan setelah 8 tahun pernikahannya dengan Nenah (35), 16 tahun lalu.

Salah satu perilaku yang menurutnya menyedihkan adalah, IH sempat menjadi tukang parkir di sebuah mini market hanya untuk membeli sebungkus rokok.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com