DENPASAR, KOMPAS.com - Mencari kuliner lezat, unik, dan bercita rasa tinggi sangat mudah ditemui di Bali. Begitu juga dengan tempat tongkrongan yang "cozy", asyik, gaul untuk kawula muda, bertebaran dimana-mana.
Namun tak banyak yang menawarkan konsep gabungan keduanya, kuliner sekaligus tempat tongkrongan. Salah satu tempat yang dapat menjadi alternatif wisata kuliner serta tempat tongkrongan muda-mudi Bali adalah Waroengkoe.
Sebuah warung makan yang terletak di Jalan Waturenggong, Denpasar ini memiliki banyak keunikan. Konsep interior klasik perpaduan Jawa-Bali akan memanjakan anda saat masuk ke dalamnya.
"Awalnya coba-coba , tapi mungkin tempatnya mereka (konsumen) suka, tempatnya unik lain daripada yang lain," ujar pemilik Waroengkoe, Chandra Dewi (46) yang memulai usaha "coba-coba"-nya ini 7 tahun silam.
Tak hanya desain interiornya yang memadukan budaya Jawa dan Bali, menu masakannya pun kolaborasi antara keduanya. Jika ingin menyantap makanan berat, menu masakan khas Jawa seperti rawon, nasi campur dengan berbagai pilihan lauk dan sayur seperti tumis kangkung, cah tauge, kering tempe siap memanjakan lidah Anda.
Tapi jika Anda hanya ingin menikmati camilan atau bisa juga sebagai makanan penutup, kuliner khas rujak Bali menjadi andalan disini. "Disini ada rujak gula, kacang, dan cuka," kata ibu dua anak tersebut.
Soal rasa, tak perlu diragukan lagi. Rata-rata pengunjung yang pernah mencoba masakan Waroengkoe, biasanya mereka akan datang kembali.
"Menunya enak, suasana unik, gak ada yang mengecewakan disini, harga juga terjangkau," tutur Dharma, seorang karyawan swasta yang menjadi pelanggan tetap Waroengkoe.
Anda tak hanya disuguhi kuliner dengan cita rasa tinggi, tapi di Waroengkoe anda juga bisa "nongkrong" bersama kekasih, keluarga, rekan kerja, atau sekedar bercengkrama bersama teman dengan penuh kenyamanan.
"Biasanya makan dan ngobrol, disini enak buat nongkrong-nongkrong," imbuh pria berusia 23 tahun yang hampir setiap hari makan siang di Waroengkoe.
Menu pilihan untuk "nongkrong" pun tak kalah variatif dengan menu utama, di Waroengkoe Anda dapat memesan kentang goreng, roti bakar, ditemani wedang jahe yang bahannya didatangkan langsung dari Klaten, Jawa Tengah, atau kopi Bali yang memiliki rasa serta aroma khas Pulau Seribu Pura.
Meski lebih didominasi kaum muda, mulai pelajar, mahasiswa, hingga profesional muda, menu dan suasana nyaman Waroengkoe juga cocok untuk semua umur dan kalangan. "Ada yang kalau siang makan disini sama teman kerja, terus malamnya bawa keluarga kesini," ungkap Muhammad Ustaf Sukwan (47), suami Chandra yang ikut mengelola Waroengkoe.
Soal harga, Anda tak perlu khawatir, karena banyak pelanggan dari kalangan pelajar dan mahasiswa, tarifnya pun disesuaikan dengan kantong mereka. Untuk menu nasi campur rata-rata dibanderol Rp 15.000, camilan seperti rujak Rp 6.000, dan untuk minuman seperti wedang jahe dan kopi bali hanya Rp 5.000.
"Harga terjangkau untuk berbagai kalangan, kalau mau naikin harga Rp 500 aja, kita mikirnya sebulan karena memperhatikan pelanggan yang dari pelajar dan anak kos," beber Wawan, sapaan akrabnya.
Waroengkoe buka setiap hari mulai jam 12.00 WITA hingga pukul 23.00 WITA. Letak Waroengkoe juga mudah dijangkau, dari perempatan SMA Negeri 2 Denpasar, sekitar 100 meter ke timur Jalan Waturenggong, Anda akan menemui Waroengkoe dengan ciri khas bangunan unik di selatan jalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.