Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Dokter Sulit Pahami Psikosomatik ?

Kompas.com - 14/05/2012, 14:41 WIB

Apalagi sistem pendidikan kedokteran yang kebanyakan menempatkan stage mahasiswa dan koas dokter muda dengan pasien skizofrenia dan gangguan jiwa berat lain. Hampir jarang mereka bertemu dengan pasien gangguan jiwa lain seperti insomnia, gangguan kecemasan, gangguan depresi, gejala-gejala psikosomatik atau pasien medis umum yang mengalami gangguan jiwa. Apalagi menghadapi pasien psikosomatik yang lebih mengedepankan gejala fisik.

C. Kurang paham ilmu

Stage yang singkat di bagian ilmu kedokteran jiwa (psikiatri) dan kurangnya minat para calon dokter mempelajari ilmu psikiatri serta pelajaran yang mungkin dianggap tidak menarik membuat pemahaman mahasiswa dan koas dokter muda tentang psikiatri sangat sempit. Psikiatri adalah gila atau skizofrenia adalah hal-hal yang diingat oleh para calon dokter ini. Perkembangan ilmu kedokteran psikiatri baik ke arah perkembangan untuk pencegahan, penanganan dan rehabilitasi sekiranya hanya lewat kuping kanan dan keluar kuping kiri, tidak mengendap.

Itulah sebab mengapa ketika saya berbicara tentang gangguan psikosomatik dan pemahaman mekanisme biologis serta keterlibatan sistem otak, banyak dokter yang masih bingung ataupun baru menyadari bahwa ternyata kondisi gangguan jiwa seperti psikosomatik, cemas atau depresi bisa diterangkan dengan berbagai macam ilmu kedokteran.

Bukan abstrak seperti apa yang mereka kira selama ini. Ke depan saya berharap upaya promosi kesehatan jiwa khususnya di bidang psikosomatik akan semakin gencar dilakukan oleh berbagai macam praktisi kesehatan jiwa. Pasien gangguan jiwa tidak hanya melulu skizofrenia yang menurut  riskesdas 2007 hanya berkisar 0.7% sedangkan pasien-pasien gangguan jiwa yang lain seperti depresi, cemas, psikosomatik melebihi angka 10-20% kejadiannya di populasi.

Semoga tercapai

Salam Sehat Jiwa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com