Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penderita Diabetes, Mulailah Perhatikan Dengkuran!

Kompas.com - 27/06/2012, 17:40 WIB

Penelitian terbaru memberikan pencerahan pada salah satu komplikasi diabetes, yaitu neuropati diabetes. Sekelompok ahli dari Birmingham mencoba untuk melihat hubungan antara neropati diabetes dan ngorok.

Neuropati diabetes adalah gangguan pada saraf yang sering diderita oleh penderita diabetes. Serangan yang terutama mengganggu saraf sensorik ini menyebabkan penderita tak dapat merasakan sakit, panas atau dingin pada daerah yang terkena. Akibatnya, penderita tak dapat merasakan jika kakinya terluka.

Penelitian yang diterbitkan pada  the American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine itu memeriksa 234 penderita diabetes. Didapati bahwa 65%-nya menderita sleep apnea. Selanjutnya didapati bahwa 60 persen penderita diabetes dengan sleep apnea mengalami neuropati diabetes, sementara kelompok yang tak menderita sleep apnea hanya 27 persen.

Ditemukan juga bahwa derajat keparahan sleep apnea dan penurunan kadar oksigen, berkorelasi dengan keparahan neuropati diabetes. Semakin parah sleep apnea, semakin tinggi pula keparahan neuropati diabetes. Keparahan sleep apnea dilihat dari indeks henti nafas per jam tidur.

Perawatan

Perawatan sleep apnea dimulai dari konsultasi di ruang praktek dokter. Keluhan mendengkur dan kantuk berlebihan biasanya disertai juga dengan keluhan-keluhan penurunan kualitas hidup seperti kelelahan terus menerus, daya ingat menurun, konsentrasi merosot, emosi tak stabil hingga semangat hidup yang meredup.

Namun untuk menegakkan diagnosa sleep apnea, dibutuhkan pemeriksaan tidur di laboratorium tidur. Perekaman satu malam membutuhkan peralatan bernama polisomnografi. Dari rekaman itulah dokter ahli akan menganalisa kondisi tidur pasien dan mendapatkan diagnosa demi perawatan yang tepat.

Baku emas perawatan sleep apnea saat ini adalah dengan menggunakan continuous positive airway pressure, CPAP. Disebutkan dalam dua penelitian berbeda di tahun 2004 dan 2005, bahwa penggunaan CPAP akan memperbaiki sensitivitas insulin serta kontrol gula darah. Namun efek terapi CPAP pada berbagai komplikasi diabetes masih perlu penelitian lebih jauh. Apakah CPAP dapat mencegah neuropati diabetes dan komplikasi-komplikasi diabetes lainnya? Apakah penggunaan CPAP dapat memperbaiki derajat keparahan komplikasi-komplikasi tersebut? Ataukah perawatan sleep apnea pada penderita diabetes yang lebih lanjut dapat membalikkan kondisi seperti sedia kala?

Lebih banyak pertanyaan muncul, namun harapan untuk memperbaiki kesehatan dan kualitas hidup jelas di depan mata. Penderita diabetes, perhatikan kesehatan tidur Anda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com