Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menggambar Yuk...

Kompas.com - 14/10/2012, 03:33 WIB

Oleh Yulia Sapthiani

Pensil Kertas Community, sebuah komunitas yang mewadahi kreativitas anak muda Bandung, peminat seni rupa. Melalui komunitas ini kreativitas anggota bisa berkembang dan menghasilkan produk bernilai ekonomis.

Ketua komunitas yang didirikan 13 Februari 2009 ini, Taufik Apux (27), tak ingin kedatangan para anggotanya untuk berkumpul setiap Sabtu sore dan Minggu pagi menjadi sia-sia. Sabtu, mereka biasanya berkumpul di markas yang merupakan tempat kos Taufik di Jalan Ibrahim Adjie, jalan yang dulunya dikenal dengan nama Kiaracondong. Minggu pagi, acara tetap komunitas adalah berkegiatan di acara car free day (CFD) di daerah Dago.

Di Minggu (7/10) pagi itu, misalnya, puluhan anggota komunitas duduk di trotoar di sekitar Rumah Sakit Borromeus. Di tengah lalu lalang orang berolahraga atau sekadar jalan-jalan, mereka menggambar di atas sehelai kertas dengan pensil.

Sesuai minat masing-masing, karya mereka beragam, mulai dari sketsa wajah, ikon kota Bandung, hingga gambar kartun dengan tokoh yang dikenal di kalangan anak-anak. Gambar-gambar ini dihasilkan anggota komunitas yang terdiri dari anak usia sekolah dasar hingga orang dewasa yang sudah bekerja.

Kegiatan yang mereka lakukan tak pelak menarik perhatian masyarakat yang lalu lalang. Apalagi, di sekitar tempat mereka menggambar, dipajang juga puluhan karya. Beberapa di antaranya adalah ikon kota Bandung, seperti Gedung Sate, Gedung Merdeka, dan Monumen Perjuangan Jawa Barat pada masa lalu, pada zaman sekarang, dan (harapan) pada masa yang akan datang.

Ada pula gambar yang menjadi media kritik untuk pemerintah, seperti kritik terhadap petugas satuan polisi pamong praja yang pernah melarang Pensil Kertas Community berkegiatan di CFD karena dikira berjualan. Padahal, area CFD sendiri sebenarnya kian disesaki orang yang berjualan.

Gambar yang dipajang dan kegiatan komunitas ini tak jarang menarik perhatian masyarakat untuk bergabung. ”CFD adalah salah satu cara membuat komunitas kami berkembang. Tak hanya menambah anggota, tetapi juga mendapat ide untuk berkarya,” kata Taufik.

Dipta (21), salah satu anggota yang gemar menggambar wajah, misalnya, sering kali mendapat ide dari orang yang dilihatnya setiap Minggu pagi. ”Dengan menggambar wajah, saya bisa mempelajari karakter orang,” kata Dipta tentang kegemarannya itu.

Dengan bergabung di komunitas, Dipta yang kuliah di Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia bisa memiliki kesempatan untuk mengembangkan hobi. ”Kalau di kuliah, minat saya menggambar ilustrasi wajah tidak bisa diperdalam,” katanya.

Hal serupa dialami Zemy (21) yang punya spesialisasi di jalur ilustrasi semirealis dan Ami (20) yang gemar menggambar kartun.

Peluang bisnis

Tak hanya orang lalu lalang, karya Pensil Kertas Community juga beberapa kali menarik perhatian perusahaan yang pada akhirnya mengajak bekerja sama. Perusahaan ini biasanya meminta komunitas membuatkan gambar untuk desain kaus acara perusahaan.

”Kalau ada pesanan, saya beritahukan kepada anggota. Nanti beberapa desain dipilih untuk diserahkan kepada perusahaan. Sementara ini, penghasilannya menjadi milik anggota yang desainnya terpilih. Tetapi, mungkin ke depan akan kami potong sedikit untuk uang kas. Uangnya bisa dipakai untuk acara sosial atau kegiatan komunitas karena ketika menggelar atau mengikuti acara besar, kami memerlukan perlengkapan, seperti kertas dan alat tulis,” tutur Taufik.

Dengan cara ini, hobi anggota yang sudah berjumlah sekitar 165 orang ini mendatangkan peluang bisnis. Hal inilah yang dimaksud Taufik menjadikan Pensil Kertas Community bukan hanya tempat berkumpul tanpa tujuan.

”Tujuan awalnya simpel saja. Supaya anggota komunitas punya uang saku sendiri dari karya mereka. Minimal bisa mengganti ongkos untuk kumpul hari Sabtu dan Minggu. Ini juga menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan dunia kerja, terutama kepada mereka yang masih sekolah dan kuliah. Karena ketika ada pesanan, mereka harus membuat karya yang berkualitas dengan tenggat tertentu,” kata Taufik.

Cara lain memperkenalkan profesionalisme dunia kerja adalah dengan membuka kesempatan kepada anggota untuk mengajar menggambar secara privat. Peluang ini, ke depan, akan dikembangkan menjadi sekolah menggambar.

Komunitas Pensil Kertas, bahkan, bercita-cita menjadikan Bandung sebagai kota desain. ”Salah satu cara, misalnya dengan menghias tempat sampah yang ada di kota Bandung supaya menarik hingga orang mau membuang sampah pada tempatnya,” kata Taufik.

Dengan cara ini, gambar-menggambar bisa menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com