Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teh Hijau dan Khasiat Antikanker

Kompas.com - 07/11/2012, 06:10 WIB

Teh yang semula lebih berperan sebagai obat berkembang menjadi bagian keseharian. Tanpa teh, hidup menjadi tidak sempurna. Tidaklah mengherankan bila teh masuk tujuh bahan pokok China: bahan bakar, beras, minyak, garam, kecap, cuka, dan teh.

Terus diteliti

Sampai sekarang, teh terus menarik perhatian. Berbagai penelitian dilakukan terhadap berbagai jenis teh, baik teh hijau, hitam, putih, maupun oolong. Semua mengandung polifenol—bagian dari senyawa flavonoid yang bersifat antioksidan—sehingga mampu menangkal radikal bebas yang bisa merusak DNA dan memicu munculnya kanker, penggumpalan darah, ataupun arterosklerosis.

Semakin panjang proses pengolahan teh, semakin rendah kadar polifenolnya. Teh hitam dan oolong yang diolah dengan cara fermentasi paling sedikit kadar polifenolnya meskipun tetap berkhasiat. Kadar tertinggi ada pada teh hijau dan teh putih, tetapi yang terakhir ini kurang begitu populer.

Teh hijau diproses dengan cara dikeringkan—bisa dengan disangrai atau diuapi—sehingga memiliki kadar antioksidan tertinggi. Antioksidan teh hijau berasal dari senyawa yang disebut catechins, terutama epigallocatechin-3-gallate (EGCG) terkonsentrasi.

Situs WebMD yang mengutip penelitian Tak-Hang Chan, PhD, profesor emeritus dari Departemen Kimia di McGill University di Montreal, Kanada, menyebutkan bahwa penggunaan EGCG sukses mengecilkan tumor kanker prostat pada tikus.

Signifikan cegah kanker

Penelitian terbaru yang dipublikasikan kantor berita Reuters semakin mengukuhkan khasiat teh hijau. Dilakukan oleh Shanghai Women’s Health Study, penelitian melibatkan hampir 70.000 perempuan tidak merokok berusia separuh baya atau lebih yang mengonsumsi teh hijau secara teratur minimal tiga kali seminggu. Ternyata semakin sering minum teh hijau secara signifikan menurunkan risiko kanker.

Hal ini senada dengan penelitian di Pusat Kedokteran Columbia University, New York, dengan responden 40 perempuan. Kandungan polifenon E pada teh hijau yang termasuk keluarga flavonoid mampu menghambat faktor pertumbuhan endotelial vaskular dan hepatosit, keduanya merupakan pemicu pertumbuhan, migrasi, dan invasi sel tumor.

”Banyak penelitian praklinik yang fokus pada EGCG, salah satu komponen utama teh hijau, dan berbagai mekanismenya dalam mencegah kanker. Namun, masih sangat sulit menarik kesimpulan studi-studi itu pada manusia. Demikian pula dengan penelitian kami yang masih sangat terbatas untuk meyakinkan bahwa teh hijau bisa mencegah kanker payudara. Yang jelas, studi ini membantu kita untuk memahami mekanisme antitumor,” kata Katherine D Crew, asisten profesor epidemiologi di Columbia University, seperti dikutip Science Daily.

Mungkin kita memang masih dalam tahap ungkapan sastrawan China, Lu T’ung (790-835). ”Saya tidak tertarik kehidupan kekal. Saya hanya ingin menikmati teh.”

Namun, ini pun sudah memberikan harapan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com