Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/02/2013, 11:49 WIB

Mereka yang dibesarkan dengan kasih sayang dan bahagia di masa kecil umumnya terlindung dari depresi, adiksi serta gangguan mental lainnya. Kehidupan mereka lebih kaya dengan hubungan (relasi) dan sukacita. Selain itu, ditemukan mereka lima kali lebih suka melakukan olahraga yang sifatnya bersaing, bermain-main dengan teman, dan berlibur.

Mereka lebih mampu menyeimbangkan tugas dan kewajiban dengan melakukan rekreasi yang menyenangkan. Ditemukan juga mereka suka menjalin dan membangun hubungan serta mendapat sukacita dari relasi itu. Mereka yang diasuh dengan kasih sayang, selalu ada yang bisa dibagi dalam relasi. Tapi yang tanpa kasih sayang, gelasnya kecil dan bocor pula, sehingga hidupnya selalu merasa tidak cukup. Mereka yang dibesarkan dengan kasih sayang mampu menyeimbangkan waktu kerja dan rekreasi. Antara karir dan hobi. Antara bisnis dan keluarga.

Sebaliknya, mereka yang dibesarkan tanpa kasih sayang, ditemukan lima kali lebih banyak yang menderita gangguan kesehatan jiwa, termasuk depresi dan kecanduan obat-obatan. Cenderung memilih hidup menyendiri, memisahkan diri dari persahabatan. Tak sedikit mereka meninggal karena perilaku tidak sehat, termasuk karena bunuh diri.

Mereka yang kurang kasih sayang cenderung kurang mengasihi dirinya sendiri. Masih menurut penelitian itu, sebagian dari mereka lebih suka menyenangkan diri dengan hal yang justru merusak tubuh seperti alkohol, obat-obatan, workaholic, dsb. Dari beberapa literatur lain, penulis menemukan bahwa ada orang bekerja keras hanya sebagai “upaya pelarian” dari situasi tertentu. Misal, karena hubungan yang tidak harmonis dengan pasangan.

Ya, anak yang besar tanpa kasih sayang, apalagi dibedakan dan mengalami kekerasan, mudah terperosok dalam godaan. Dia tidak punya “rem” untuk mengatasinya. Anak bahkan tidak terlalu peduli dengan konsekuensi dosa yang ia lakukan itu akan merusak nama baik orangtuanya. Malah dalam beberapa kasus konseling kami, sebagian anak terus jatuh dalam adiksi narkoba karena ingin membalaskan rasa sakit hati pada ayah atau ibunya.

Perlu kita sadari bahwa kasih sayang yang kita tabur pada anak sejak dini akan menjadi modal bagi anak menolak tawaran yang tidak baik dari temannya. Cinta orangtua akan menanamkan rasa takut untuk berbuat jahat. Karena dia merasa akan melukai orang yang mencintai dia.

Sebaliknya seorang anak yang merasa tidak dicintai akan tidak peduli dampak perbuatannya yang buruk. Dia merasa tidak perlu menjaga perasaan siapapun termasuk orangtuanya. Sebab sepanjang hidupnya merasa tidak dicintai.

Penutup

Waktu kita bersama anak tidak panjang. Ada saatnya dia dewasa dan mandiri. Marilah menabur cinta kepada mereka selagi ada kesempatan. Sambil memahami dahsyatnya kuasa kasih sayang, kita mendidik mereka di jalan Tuhan. Agar kelak mereka menjadi manusia yang dewasa, tegar dan bertanggungjawab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com