Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/02/2013, 09:37 WIB

2.    Locking.
Locking (rahang terkunci) juga merupakan gejala yang banyak terjadi pada penderita TMD. Locking biasanya terjadi saat rahang bawah bergerak ke bawah dan bisa terasa sakit sekali.

3.    Bruxism (mengerot-ngerot gigi secara tidak sadar).
Kebiasaan ini dapat memicu kerusakan bagian sendi rahang. Pada saat perabaan otot di sekitar sendi rahang menjadi sangat sensitif.

4.    Gigi sensitif.
Akibat bruxism atau clenching, gigi akan menjadi lebih sensitif.

5.    Kekakuan pada sendi.
Sakit yang tiba-tiba dan sensasi kaku terjadi saat menggerakkan rahang dan gejala ini kemudian hilang.

6.    Keterbatasan gerakan rahang.
Biasanya rahang hanya bisa membuka sedikit dibandingkan dengan bukaan normal.

7.    Sakit kepala.
Rasa sakit ini biasanya dirasakan di daerah pelipis, belakang kepala, bahkan leher.

8.    Perubahan pada gigitan.
Penderita mungkin mengalami kesulitan mengunyah atau saat menggigit tiba-tiba terasa tidak enak, seolah-olah gigitan antara gigi atas dan bawah tidak pas.

9.    Gejala yang dirasakan pada telinga
Karena sendi rahang terletak di bawah depan telinga, maka dapat menyebabkan berbagai persoalan pada telinga. Antara lain sakit pada telinga, telinga terasa penuh, bahkan sampai pendengaran berkurang.

Perawatan kasus TMD bervariasi, mulai dari latihan sederhana yang bisa dilakukan sendiri, perawatan konservatif, hingga dengan injeksi dan operasi. Perawatan sebaiknya dimulai dengan terapi konservatif non-bedah dulu, dan operasi menjadi pilihan terakhir.

Perawatan Dasar Kasus TMD yang dapat anda lakukan sendiri di rumah:

1.    Kompres hangat atau dingin.
Kompres sisi wajah yang sakit dan daerah pelipis selama kurang lebih 10 menit dengan bungkusan es. Lakukan latihan peregangan rahang. Setelah latihan, kompres pada sisi wajah yang sakit dengan handuk hangat selama kurang lebih 5 menit. Lakukanlah selama beberapa kali dalam 1 hari.  

2.    Hindari makan makanan yang keras dan renyah (misalnya kerupuk, wortel mentah), makanan yang lengket (misalnya karamel), dan makanan yang bentuknya tebal dan besar yang membuat mulut harus membuka lebar untuk melahapnya.

3.    Disarankan makan makanan yang lunak dan dipotong kecil untuk mengurangi frekuensi pengunyahan.

4.    Hindari pergerakan rahang yang berlebihan, misalnya menguap terlalu lebar atau mengunyah permen karet.

5.    Latihlah postur tubuh yang baik untuk mengurangi sakit di leher dan wajah. Jangan bertopang dagu atau menjepit telepon di antara bahu dan telinga.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau