8. SULIT BAB : Sering dianggap kurang minum air putih, kurang sayur atau kurang buah. Padahal bayi kurang usia 6 bulan tidak pernah minum air putih tidak makan sayur dan tidak makan buah tidak masalah,. Justru baysi setelah makanan tambahan usia 6 bulan gangguan sulit buang air besar semakin sering terjadi. Pada bayi baru lahir sering dianggap penyakit Hirschprung, pada bayi sering dianggap wajar karena minum ASI. Faktanya kita sering mendengar pengalaman para ibu kalau tidak cocok susu formula akan mengalami sulit berak. Ternyata hal itu jyga terjadi bila alergi dengan makanan tertentu.
9. ALERGI KULIT: Sering disalahartikan karena debu, air kotor, minyak telon, biang keringat, serangga atau alergi sabun. Faktanya penderita alergi kulit saat terkena flu, demam batuk atau pilek akan mengalami kemerahan di punggung dan sebgian kecil dada. Pada saat itu pemberian minyak telon atau kayu putih dibagian perut tidak mengalami masalah.
10. NAPAS GROK-GROK PADA BAYI (HIPERSEKRESI BRONKUS): Sering dianggap karena penyedotan lendir saat setelah melahirkan kurang bersih atau alergi dingin. Faktanya hal itu terjadi karena pada penderita alergi tertentu sering mengalkami produksi lendir yang berlebiuhan atau hipersekresi bronkus.
11. KULIT BINTIL MERAH DAN KERAK KEPALA: Dianggap sebegai penyakit saraf oleh masyarakat tradisional.
12. ALERGI KULIT DI PIPI DAN SEKITAR MULUT: Sering dianggap terciprat ASI atau saat sehabis makan tidak dibersihkan dengan lap.
13. MATA BINTITAN (HORDEOLUM) : Sering dianggap karena infeksi, sehingga banyak kasus diberi obat tetes antibiotika dan antibiotika minum dalam jangka panjang tiak membaik. sam[pai harus dilakukan operasi. Faktanya saat alergi dikendalikan ternyata gangguan tersebut dapat membaik sendiri.
14. NYERI PERUT: Orang tua sering menganggap pura-pura, karena gangguan tersebut hanya sebentar hilang timbul tanpa pengobatan. dalam keadaan nyeri berat yang dipicu infeksi kadang seorang dokter yang ahlipun sering terkecok dianggap gangguan usus buntu padahal bukan. Hal ditunjukkan oleh sebuah penelitian di University of Washington menunjukkan 16 persen operasi pemotongan usus buntu dilakukan pada pasien yang sebetulnya tidak membutuhkan.Faktanya ternyata penderita alergi khsusnya hipersensitif saluran cerna sering mengalami gejala tersebut saat terjadi asupan makanan tertentu atau saat mengalmi infeksi virus pada tubuhnya.
15. GANGGUAN TIDUR MALAM : Sering dianggap karena terlalu capai bermain saat siang hari atau dianggap karena haus. Faktanya terdapat gangguan yang bernama Insomnia Alergi makanan. Ini adalah gangguan untuk memulai tidur dan mempertahankan kualitas tidur yang disebabkan akibat manifestasi atau respon karena alergi makanan.
16. MATA GATAL SERING DIGOSOK: Sering dianggap karena mengantuk. Faktanya penderita alergi khususnya sensitf pada kulit sering mengalami gatal pada mata atau telinga.
17. KAKI DAN TANGAN BINTIK MERAH : Sering dianggap digigit nyamuk ataunserangga, padahal di sebuah rumah yang ditinggali banyak orang tidak semua mengalami hal demikian padahal kondisi nyamuknya sama. Karena kondisi seperti itu maka orang awam sering menganggapnya darah manis, karena nyamuknya pilih-pilih orang yang darahnya manis. Padahal penyakit darah manis adalah penyakit yang berbeda.
18. HIDUNG BERDARAH: Sering dianggap karena terlalu lelah atau karena kepanasan. Faktanya penelitian yanmg telah dilakukan di University of Maryland Medical Center, Amerika Serikat, memaparkan perdarahan hidung sering dialami oleh penderita alergi
19. KAKI DAN TANGAN PEGAL DAN NYERI MINTA DIPIJAT: Selama ini sering dikira terlalu lelah bermain atau berolah raga. Peneliti menduga pada penderita alergi terdapat pengeluaran zat mesothalamic pada sistem persarafan dan tulang yang mengakibatkan gangguan nyeri pada otot dan tulang.
20. PADA ANAK PADA TULANG KERING DI KAKI SERING LEBAM PADA DEWASA TIMBUL DI LENGAN DAN PAHA: Sering dianggap terbentur atau terlalu lelah. Faktanya banyak p[enelitisan menyebutkan pada penderita alergi sering terjadi pemcahan pembuluh darah kecil atau sering disebut vaskulitis.
Ternyata berbagai gangguan tersebut akan muncul disertai gangguan saluran cerna dan gangguan alergi lainnya. Saat dilakukan intervensi penanganan alergi ternyata berbagai gangguan tersebut akan membaik sendiri tanpa operasi dan tanpa obat-obatan antibiotika.