Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jasamarga

Mau Harmonis? Kenali Tahapan Pernikahan Berikut

Kompas.com - 22/05/2013, 13:54 WIB

Tahap ini bagaimanapun tak terhindarkan. Di masa ini anda perlu mempelajari seni mengelola konflik. (Baca buku Ketrampilan Perkawinan)

Seringkali masalah timbul karena isi dari konflik itu sendiri. Sumbernya justru karena punya kemarahan tersembunyi dan sudah merasa frustrasi terhadap pasangan. Inilah yang membuat perasaan anda menjadi negatif meski pasangan berbuat baik.

Untuk menunjukkan kemarahan anda memilih dengan tindakan yang berlawanan dengan keinginan pasangan. Misal, suami anda minta hemat ehh Anda malah boros. Istri anda minta anda setia ehhh andanya malah selingkuh. Diam-diam Anda pindah kerja. Ini bisa menjadi awal petaka perkawinan termasuk perceraian.

Tahap 4: Kerjasama

Baca juga: Idul Fitri 2025 Tanggal Berapa? Ini Kata Muhammadiyah, NU, dan Pemerintah

Sementara pernikahan mengalami progres dia juga menjadi semakin rumit. Karier menanjak, rumah bertambah besar, komitmen personal bertambah dalam dengan munculnya anak-anak.

Dalam tahap kerjasama, pernikahan membutuhkan sifat seperti bisnis. Singkirkan dulu semua cinta-cintaan, emosi, dan hal-hal realisasi pribadi. Ada biaya-biaya bulanan yang harus dibayar, investasi untuk diurus, kesehatan untuk diperhatikan, dan yang terutama, biaya anak-anak sekolah.

Tahap 5: Reuni

Jika anda memiliki anak-anak, tahap kerjasama ini bisa berlangsung 10-20 tahun, dan akan menghilang tiba-tiba. Komitmen parenting akan berkurang, masalah finansial stabil, karir sudah diset, dan tagihan apapun bisa dibayar. Lalu bagaimana? Untuk pasangan yang bahagia, ini adalah saatnya untuk saling mengapresiasi satu sama lain kembali. Bukan sebagai orangtua atau penyedia, tetapi sebagai kekasih dan sahabat. Capailah tahap ini untuk kedamaian, kebahagiaan dan rekonsiliasi.

Baca juga: TNI Sebut Prajurit AL yang Diduga Bunuh Jurnalis di Banjarbaru Tak Keluar Satuan sejak 17 Maret

Semua itu terdengar indah tetapi seringkali sulit untuk dicapai. Api gairah harus distok ulang; kekecewaan serta jarak dari usia paruh baya harus diatur; peran dan ekspektasi dari pernikahan butuh untuk dibangun ulang.

Tahap 6: Ledakan

Pencetusnya ialah hilangnya pekerjaan, masalah kesehatan, atau perpindahan ke kota yang baru. Bisa jadi adanya masalah finansial, penyakit, hingga meninggalnya orangtua. Ini terjadi selagi anda menjalani hidup paruh baya dan menuju usia lansia. Dalam tahap ini, antara anda atau pasangan akan berhadapan dengan kejadian-kejadian besar yang dapat mempengaruhi hubungan Anda selama sehari, setahun atau seumur hidup. Sementara keenam tahap lainnya cenderung untuk muncul secara berurutan, tahap ledakan ini dapat terjadi kapan saja dalam masa pernikahan Anda. Terutama di usia 40 hingga 50 tahun.

Ketika dihadapkan dengan krisis pribadi, pernikahan justru dapat menjadi sumber penghibur. Sebaliknya bisa juga menjadi sumber ketakutan yang baru. Tugas melewati tahapan ledakan ini adalah: hadapi dengan sebaik-baiknya tantangan dan perubahan hidup yang ada. Jaga diri agar tetap bahagia dan sehat, tidak ditentukan situasi sekitar. Pernikahan tetap bisa menjadi sumber kebahagiaan setiap hari, asalkan anda cakap mengelola stres.

Baca juga: Maarten Paes Ucapkan Salam Perpisahan untuk Timnas Indonesia, Staf Kluivert Beri Pujian

Tahap 7: Penyempurnaan

Survey menemukan bahwa kebahagiaan pernikahan muncul setelah beberapa dekade, melewati jalan panjang. Kebahagiaan memang bukan tujuan pernikahan. Kebahagiaan dikaruniakan di tengah perjalanan pernikahan. Setelah melewati pelbagai suka dan duka, untung dan malang. Dengan bertambah besarnya anak-anak dan pasangan sudah mengenal diri masing-masing maka makin bisa menikmati pernikahan. Setelah tinggal bersama sekian lama dapat mentolerir sikap, dan memahami kebutuhan masing-masing. Dalam tahap penyempurnaan ini saling “mengenal” satu sama lain menjadi kunci.

Penting pula diingat, jika ingin tetap bahagia jangan sampai anda kehilangan sifat kekanak-anakanberapapun umur dan berapapun banyak keriput yang anda miliki. Belajarlah humor dan bercanda hingga di usia senja.

Mempertahankan cinta sepanjang kehidupan menjadi kunci untuk menikmati hubungan yang penuh berkat. Meski banyak pengalaman buruk di masa lalu, hiduplah dimasa kini, dan bukan di masa lalu. Tak ada pasangan yang sempurna. Setiap pasangan dipanggil saling menyempurnakan sampai ajal memanggil.

Baca juga: Pembangunan Masjid Warga di Pasuruan Dihentikan TNI AL

Penutup

Membangun pernikahan yang sukses adalah tantangan seumur hidup. Mengerti fase pernikahan yang berbeda dapat membantu anda membangun hubungan yang lebih kuat dan lebih baik.

Diskusi:

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kapal Selam Wisata Tenggelam di Laut Merah, 6 Orang Tewas
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau