"Angka kematian balita tinggi tertama di Nusa Tenggara Timur (NTT)" ungkapnya.
Membangun desa
Menyadari masih minimnya kepedulian hidup sehat, Adina mengatakan, program promosi kesehatan juga mulai fokus pada daerah terpencil. NTT menjadi pilihannya, dengan masuk ke satu desa, dan memulai pembangunan infrastruktur pendukung PHBS.
Ia meyakini, dengan dibangunnya infrastruktur di satu desa, kegiatan PHBS termasuk CTPS di dalamnya akan lebih optimal.
Karena terbukti, berdasarkan riset di 10 provinsi, kegiatan CTPS menunjukkan kontribusi terhadap peningkatan perubahan perilaku tertama pada siswa SD.
Hasil riset menunjukkan, responden yang melakukan CTPS sebelum makan pagi meningkat 58 persen pada Desember 2011, 72 persen pada Mei 2012 dibandingkan 52 persen pada September 2011. Sedangkan CTPS sebelum makan siang meningkat 78 persen pada Mei 2012 dibandingkan Desember 2011 (75 persen). Sementara CTPS sebelum makan malam meningkat 70 persen pada Mei 2012 dibandingkan Desember 2011 (60 persen). CTPS setelah buang air besar di rumah meningkat 96 persen pada Mei 2012 dibandingkan Desember 2011 (95 persen).
Menurut Adina, meski terjadi peningkatan secara umum di 10 provinsi, setiap daerah memiliki tantangan tersendiri Promosi kesehatan di Jakarta dan kota besar tertunya lebih mudah karena infrastruktur siap, dan mindset juga sudah terbentuk karena sering terpapar iklan dan edukasi lainnya.
Sementara di daerah, tak mudah meyakinkan orang untuk melakukan CTPS dan menjaga kesehatannya agar terhindar dari penyakit. Meski peran Dokter Kecil membantu, namun orangtua belum tentu mau melakukan CTPS misalnya.
"Mindset paling sulit diubah. Selain juga masalah infrastruktur. Di NTT misalnya, mereka bisa mengaplikasikan CTPS namun sumber mata air terbatas, mereka berbagi air dan harus jalan kaki 3 km untuk mendapatkan air, akhirnya air tadah hujan yang digunakan," terangnya.
Menjawab tantangan ini, Adina mengatakan selain membangun satu desa di NTT, mulai 2013 promosi kesehatan terutama CTPS akan melibatkan kaum ibu di posyandu juga PKK. Untuk di daerah, peran agen perubahan dari kalangan perempuan ini tak kalah penting dengan Dokter Kecil. Apalagi, orang daerah dengan bahasa yang sama, bisa menyampaikan pesan lebih baik.
"Dengan melibatkan penyuluh yang berasal dari daerah setempat, masyarakat akan lebih menangkap pesan karena mereka bicara dengan dialek yang sama. Ini lebih efektif ketimbang mendatangkan penyuluh dari kota untuk terjun ke daerah," terangnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.