Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/10/2013, 12:23 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

KOMPAS.com - Rutin berolahraga mampu membentengi tubuh dari serangan kanker. Penelitian terbaru membuktikan, olahraga rutin menurunkan risiko menderita kanker esofagus.

Kanker esofagus adalah jenis penyakit yang menyerang saluran cerna pada tenggorokan. Esofagus merupakan bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rongga mulut dengan lambung.

Peneliti dari Mayo Clinic membuktikan, aktivitas fisik menurunkan risiko kanker esofagus sebesar 19 sampai 32 persen. Penurunan ini terutama pada kanker jenis Adenocarcinoma. Hasil riset ini bisa menjadi strategi terbaru melawan penyakit yang membunuh 15.000 orang tiap tahunnya di Amerika Serikat.

Adeniocarcinoma merupakan tipe kanker esofagus yang bayak diderita, selain Esophageal squamous cell carcinoma. Adenocarcinoma terjadi pada kelenjar yang menghasilkan liur di bagian bawah esofagus. Jenis ini berhubungan dengan kejadian obesitas.

Sedangkan Squamous cell carcinoma berkembang di sel tepat pada bagian tengah esofagus. Kebanyakan penderita yang mengalami Squamous cell carcinoma dan Adenocarcinoma meninggal setahun setelah diagnosis ditegakkan.

Tim peneliti menemukan, angka kejadian kanker esofagus pada orang yang aktif lebih rendah daripada yang tidak aktif. Pimpinan riset Siddarth Singh mengatakan, hasil riset ini menggarisbawahi pentingnya olahraga untuk melawan berbagai penyakit termasuk obesitas.

"Obesitas berhubungan dengan peningkatan risiko kanker esofagus, melalui tingginya kadar insulin. Peningkatan ini menimbulkan luka kronis yang terjadi pada tubuh," kata Singh.

Melalui olahraga, lemak perut akan berkurang. Hal ini akan menekan faktor pemicu kanker, sekaligus meningkatkan sensitivitas insulin. Kondisi ini perlahan akan menurunkan inflamasi kronis. Singh mengatakan, dengan proses ini maka sangat mungkin olahraga mampu mengurangi risiko kanker esofagus.

Meski begitu, Singh mengatakan, hubungan antara aktivitas fisik, kanker esofagus, dan obesitas, tidak sama antar daerah.

"Di seluruh dunia angka kejadian Esophageal squamous cenderung menurun. Namun Adenocarcinoma menunjukkan peningkatan. Peningkatan ini merupakan bagian dari obesitas yang bersifat epidemik," katanya.

Singh mengatakan, hubungan antara latihan fisik dan kanker esofagus masih membutuhkan riset tambahan. Bukti yang ada masih terbatas sehingga hubungan yang ada belum bisa ditegakkan. Menurut Singh, riset tidak boleh melupakan faktor lain yang memengaruhi kebiasaan olahraga dan risiko menderita kanker esofagus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau