Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim dan Lhani Davies, Berjuang Hapus Minuman Oplosan Metanol

Kompas.com - 03/12/2013, 10:13 WIB

Dengan banyak kasus yang ada, Tim dan Lhani menyimpulkan, ada bahaya peracunan metanol yang terus aktif terjadi. Peracunan ini terjadi karena ada sebagian orang yang sengaja mencari keuntungan bisnis besar. Di sisi lain, tanpa sadar, ada ancaman mematikan, sebagian orang sengaja mengonsumsi minuman keras campuran metanol untuk memberikan sensasi rasa dan efek lebih keras.

Di Indonesia, peracunan metanol susah dihentikan karena ada begitu banyak industri minuman keras ilegal. Selain metanol, ada juga minuman keras yang ditambah dengan pestisida dan obat-obatan lain, seperti obat nyamuk.

Meskipun kasus berulang terjadi dan korban berjatuhan, Tim dan Lhani melihat fasilitas layanan kesehatan di Indonesia tidak didukung ahli medis serta peralatan untuk merawat pasien yang keracunan metanol. Padahal, pasien butuh penanganan cepat dan tepat agar bisa diselamatkan.

Yayasan LIAM

Tim dan Lhani merasa bahwa sudah saatnya untuk bertindak menghentikan peracunan metanol di Indonesia. Keduanya membentuk The L.I.A.M Charity–Lifesaving Initiatives Against Methanol. Tujuannya adalah mencegah kematian sia-sia siapa pun orangnya, baik turis asing maupun orang lokal, dari keracunan metanol.

”Empat hal yang kami perjuangkan adalah menghentikan industri minuman keras ilegal, pendidikan dan kewaspadaan atas bahaya metanol di tingkat remaja di sekolah-sekolah, perkampungan, industri jasa seperti hotel, bar, dan tempat wisata. Tentu rumah sakit juga wajib paham dan tahu tindakan apa bagi pasien keracunan metanol,” ujar Tim.

Yayasan LIAM mengumpulkan donasi dari berbagai belahan dunia serta menggandeng para ahli, termasuk dokter ahli, yang menangani korban metanol. Beberapa bulan ini, Yayasan LIAM mulai memberikan pelatihan di rumah sakit dan klinik serta kepada petugas ambulans dan polisi di Bali. Selain itu, Yayasan LIAM juga membantu pengadaan peralatan kesehatan untuk perawatan pasien keracunan metanol.

”Rumah Sakit Sanglah, Denpasar, Bali, adalah salah satunya,” ungkap Tim.

Tim dan Lhani berharap dan meminta Pemerintah Indonesia dan pemerintah daerah mendukung program ini. Pemerintah diharapkan dapat menegakkan aturan serta membantu program kerja yayasan, seperti menyebarkan informasi tentang bahaya metanol. Cakupan pelayanan kesehatan untuk perawatan cepat pasien keracunan metanol juga perlu diperluas.

”Peracunan metanol sudah menjadi epidemik di seluruh Indonesia. Ini menghancurkan hidup banyak keluarga lain di Indonesia. Industri pariwisata negeri ini pun terusik. Tidak seharusnya ini berlangsung terus. Namun, kami tidak akan bisa berjuang sendiri. Dengan bekerja sama, kita punya kemampuan menghentikannya. Terima kasih,” tutup Tim.

 Tim Daviesu
♦ Lahir: 24 Juli 1967
♦ Pekerjaan: Insinyur mesin (mechanical engineer)
♦ Tinggal: Perth, Australia Barat
 
Lhani Davies
♦  Lahir: 29 Januari 1970
♦ Pekerjaan: Personal assistant
♦ Tinggal: Perth, Australia Barat
♦ Anak:
1. Liam Davies, meninggal pada usia 19 tahun akibat keracunan metanol
2. Connor Davies (17)
3. Keegan Davies (15)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com