KOMPAS.com - CrossFit (CF) merupakan salah satu olahraga yang popularitasnya bakal bertahan di 2014. Mengenali tubuh sebelum dan saat melakukan latihan, menjadi rahasia aman latihan dengan intensitas tinggi ini. Dengan begitu, manfaat berupa tubuh bugar optimal pun bisa didapat.
Atlet CF, Marcellina Leonora (akrab disapa Leony) mengatakan, dengan memahami tubuh baik sebelum mulai latihan pertama kali, juga saat menjalani latihan dari hari ke hari, CF aman dari berbagai risiko.
"Harus menjadi atlet yang cerdas dan kenali tubuh agar aman latihan CF," ungkap Leony saat dihubungi Kompas Health, Selasa (7/1/2014).
Atlet adalah sebutan untuk orang yang melakukan latihan CF. Meski begitu, bukan berarti hanya atlet saja yang bisa mengikuti latihan ini. Siapa pun bisa dengan terlebih dahulu mengukur kemampuan tubuh dan mengenali kondisi fisik, untuk mengatur pola latihan tepat minim risiko.
Termasuk risiko kerusakan atau gagal ginjal yang dipicu kondisi rabdomiolis. Yakni kondisi ketika otot terlalu lelah bekerja dan jaringan mulai hancur, sehingga mioglobin dan produk dalam serat otot pun terlepas ke dalam aliran darah.
Risiko ini juga diketahui Leony sejak ia memutuskan mengikuti latihan CF mulai Juni 2013. Meski begitu, risiko ini tidak mengkhawatirkan baginya.
"Selama saya melakukan CF, aman, karena coach memerhatikan setiap gerakan yang dilakukan. Sebelum mulai latihan awal, coach juga menanyakan apakah ada penyakit tertentu atau cedera? Jadi coach akan lebih mudah kontrolnya," aku Leony.
Leony menjalani latihan CF seminggu lima kali, dengan durasi 10-15 menit setiap harinya. Biasanya, Leony mengombinasikan dua hingga lima gerakan. Misalnya, latihan air squat dilanjutkan burpees. Atau lari dilanjutkan lompat tali. Di hari kerja, ia melakukan CF setiap pukul 18:00 sedangkan akhir pekan setiap pukul 09:00.
Memahami risiko juga mengenali tubuh terutama kapan terasa mulai lelah termasuk saat mulai dehidrasi, menjadi cara mencegah terjadinya risiko akibat latihan berlebihan. Inilah yang membuat latihan CF aman bagi Leony.
"Saya tahu risiko itu. Setelah menemukan infonya kemudian diskusi dengan coach. Atlet juga dituntut mandiri, harus mencari tahu dampak yang akan timbul dari latihan yang dijalaninya, seperti halnya menyebabkan sakit ginjal dan lainnya," paparnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.