Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/01/2014, 11:12 WIB
Dr. Andreas Prasadja, RPSGT *

Penulis

Sumber Kompasiana

Siapa pun, setiap malamnya bisa bermimpi 4-6 kali. Yang membedakan hanya ingat atau tidak akan mimpinya. Tak ingat isi mimpi bukan berarti tak bermimpi.
Tidur mimpi membangun kemampuan otak. Jelas ini sangat penting bagi produktivitas manusia modern.

Salah satu kemampuan yang dibangun adalah kreativitas, tetapi mimpi sendiri bisa sangat kreatif. Maksudnya, tak jarang para pencipta mendapatkan idenya dari sebuah mimpi. Sebut saja Mary Shelley yang menuangkan isi mimpinya dalam novel Frankenstein.

Mimpi juga dapat memberikan kesempatan mengalami suatu kejadian tanpa harus mengalaminya sungguh-sungguh. William Dement sendiri pernah mengalaminya. Pada suatu mimpi, ia mendapati dirinya terdiagnosis dengan kanker paru. Ia terbatuk-batuk darah, nyeri dan harus menjalani segala perawatan medis. Kejadian bermingu-minggu ia alami dalam satu episode mimpi yang mungkin hanya berlangsung 20 menit saja. Tapi pengalaman mimpi ini jadi sangat bermakna, karena di pagi harinya ia langsung memutuskan untuk berhenti merokok!

Walau belum dapat dijelaskan menyeluruh, mimpi jelas bermanfaat bagi kehidupan kita. Baik simbolisasi Freud yang artikan mimpi sebagai saluran emosi yang terpendam, atau pesan-pesan spiritual yang diselipkan lewat mimpi, semua memiliki misteri dan manfaatnya. Yang harus kita lakukan adalah mulai menghargai kesehatan tidur demi kualitas hidup di saat terjaga.

Untuk sukses kita harus memiliki mimpi. Untuk bermimpi kita butuh tidur. Ya, tidurlah dengan sehat untuk tingkatkan produktivitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com