Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/03/2014, 12:14 WIB
|
EditorAsep Candra

KOMPAS.com –
Kasus resistensi antibiotik terus meningkat setiap tahunnya.  Di Inggris, laporan atas kasus pasien yang memiliki bakteri resisten melonjak tajam dalam tujuh tahun terakhir.
 
Data yang bersumber dari hasil tes laboratorium menunjukkan, jumlah kasus strain bakteri pencernaan yang mampu merusak efek antibiotik meningkat. Jika pada tahun 2006 hanya ada 5 kasus, pada 2013 lalu menjadi 600 kasus. 
 
Peningkatan kasus resistensi antibiotik mendesak penanggung jawab bidang kesehatan segera menerapkan rencana untuk mengendalikannya. Public Health England (PHE) telah meluncurkan toolkit bagi rumah sakit untuk mengendalikan resistensi antibiotik yang diberi nama Carbapenemase-producing Enterobacteriaceae  (CPE). Nama yang sama juga diberikan bagi strain bakteri pencernaan yang tahan terhadap antibiotik carbapenem.
 
Menurut PHE, carbapenem adalah usaha terakhir untuk mengatasi infeksi saat antibiotik lain tak mampu melakukannya. Dalam kasus CPE, bila pengobatan masih bisa dilakukan dengan antibiotik lain, maka tindakan tersebut akan menjadi lebih sulit. Selama satu dekade terakhir, kasus CPE terus meningkat. 
 
Sekitar dua pertiga fasilitas kesehatan di Inggris memiliki 1-20 pasien yang membawa atau terinfeksi CPE, selama lebih dari 5 tahun. Termasuk fasilitas kesehatan di Manchester yang memiliki lebih dari 100 pasien dengan CPE. “Untuk menekan jumlah kasus resistensi di seluruh Inggris, seluruh fasilitas kesehatan harus tahu adanya CPE,” kata direktur medik PHE, Paul Cosford.
 
Selain mengetahui adanya toolkit, fasilitas kesehatan juga harus mengembangkan rencana mendeteksi dan mengatur pasien yang terinfeksi CPE atau bakteri tahan antibiotik lainnya. Infeksi ini telah menimbulkan kekhawatiran karena kasusnya yang terus meningkat. Menurut Cosford, adanya toolkit menjadi kesempatan untuk bertindak cepat dalam mengobati dan mencegah penyebaran kasus, dengan menekan efek negatif yang ditimbulkan bakteri.
 
Hal senada dikatakan chief medical officer Inggris, Dame Sally, yang berpendapat resistensi antibiotik merupakan ancaman bagi kemampuan manusia mengatasi penyakit. Adanya toolkit diharapkan bisa membantu rumah sakit mendeteksi, mengatur, dan mengendalikan kasus resistensi. Sistem pemantauan resistensi penting untuk mengetahui dampak dari pemberian antibiotik. 
 
Para ahli kesehatan sebelumnya memperingatkan bahaya besar resistensi antibiotik, dengan penggunaan terus menerus selama 20 tahun. Akibatnya, manusia kehilangan kemampuan memerangi infeksi.
 
Peringatan ini kembali ditegaskan Sally, yang menyatakan resistensi antibiotik merupakan ancaman nyata bagi pengobatan modern. Ancaman kian serius akibat penggunaan antibiotik yang digunakan untuk berbagai infeksi ringan. 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber dailymail
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com