Pola makan tinggi garam memang seharusnya dihindari, bukan saja pada orang dengan diabetes, tapi semua orang yang ingin sehat. Diet tinggi garam bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, salah satu faktor risiko terjadinya penyakit jantung.
Untuk mengetahui bagaimana penderita diabetes mengetahui efek samping pola makan tinggi garam, para peneliti menyurvei hampir 1.600 pasien diabetes berusia 40-70 tahun di seluruh Jepang. Para responden ditanya tentang pola makannya, termasuk konsumsi garam, dan diikuti kesehatannya selama 8 tahun.
Partisipan yang pola makannya tinggi garam (sekitar 6.000 miligram perhari) beresiko dua kali lipat menderita penyakit jantung pada periode studi tersebut, dibandingkan dengan yang asupan garamnya rendah (sekitar 2.800 miligram perhari).
"Untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskulas, orang yang menderita diabetes tipe 2 harus mengontrol gula darahnya dan memperhatikan apa yang mereka makan," kata ketua studi Chika Horikawa dari Universitas Niigata.
Hasil penelitian juga menyimpulkan, membatasi asupan garam bisa mencegah komplikasi berbahaya dari penyakit diabetes.
Efek negatif garam terhadap kesehatan sudah sejak lama diketahui. Untuk orang yang sehat, asupan garam disarankan kurang dari 2.300 mg perhari. Sementara itu untuk mereka yang memiliki faktor risiko penyakit jantung (diabetes, hipertensi, punya penyakit ginjal atau berusia di atas 51 tahun), disarankan untuk membatasi garam hanya 1.500 mg.
Selain garam yang ditambahkan dalam masakan, makanan yang secara alami mengandung garam antara lain daging, sayur, dan susu. Sementara itu produk yang tinggi garam adalah daging yang diproses seperti sosis, bacon, atau makanan dalam kaleng.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.