Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/12/2014, 12:36 WIB
Dian Maharani

Penulis

Sumber Dailymail


KOMPAS.com
– Demensia merupakan penyakit yang umumnya menyerang orang lanjut usia di atas 65 tahun. Tak sedikit jumlah penderita demensia seperti Alzheimer di seluruh dunia termasuk di Indonesia.

Hingga saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan demensia. Namun, demensia atau yang dikenal dengan penyakit pikun ini bisa dicegah.

Berdasarkan suatu penelitian besar, gaya hidup sehat dapat menyelamatkan 80.000 orang dari demensia setiap tahunnya. Studi ini menunjukkan bahwa pola hidup sehat dapat mengurangi risiko pengembangan penyakit di otak saat mereka tua.

Diperkirakan sebanyak 3 juta kasus demensia dapat dicegah di Inggris pada tahun 2040 mendatang jika mulai sekarang warganya teratur berolahraga dan melatih otaknya.

Pimpinan penelitian yang juga ahli bedah Lord Darzi mengatakan, orang-orang harus bertindak cepat untuk mencegahnya dengan mengubah pola makan dan olahraga, serta merangsang otak mereka melalui permainan puzzle.

Menurut dia, perubahan itu dapat mencegah 'gelombang penderitaan' banyak negara yang diperkiraan teradapat 800.000 penderita demensia. "Ini adalah salah satu tantangan kesehatan terbesar yang kita hadapi," kata Darzi.

Ia memperingatkan masyarakat untuk tidak menunggu obat menyembuhkan demensia ditemukan. Yang harus dilakukan saat ini adalah melatih otak misalnya dengan mempertajam keterampilan bermain catur, memecahkan teka-teki silang, atau bermain puzzle.

Mengatur pola makan sehat, olahraga, dan terus melatih otak harus dilakukan sejak masih muda. Darzi mengatakan, ada bukti bahwa penurunan mental mulai terjadi pada usia sekitar 40 tahun.

"Makan makanan yang sehat, hindari obesitas dan banyak latihan adalah penting untuk kesehatan otak, karena apa yang baik untuk hati kita juga baik untuk kepala kita," terang dia.

Studi ini melihat setengah dari 1.200 pria dan wanita yang melakukan perubahan pola makan mereka dan memulai pelatihan otak. Suasana hati mereka juga juga diatur dengan meningkatkan kegiatan sosial.

Hasil penelitian menunjukkan perubahan itu dapat mengurangi tekanan darah seseorang. Untuk diketahui, menurut Darzi, tekanan darah tinggi yang tidak diobati bisa membuat seseorang 60 persen lebih berpotensi terkena demensia.  Selain itu, penderita diabetes tipe 2 yang umumnya kelebihan berat badan juga berisiko terkena demensia.

Hasil studi ini akan disampaikan dalam acara World Innovation Summit untuk Kesehatan di Doha pada bulan Februari mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com