Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/02/2015, 17:00 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com –
Gangguan pendengaran yang terjadi sejak lahir atau bayi bisa berdampak pada kemampuan berbicara. Sebab, sejak bayi mereka tak pernah mendengar suara dengan jelas atau tak mendengar sama sekali.

Dokter spesialis THT Siti Faisa Abiratno mengatakan, masalah gangguan pendengaran banyak terjadi karena kerusakan rumah siput pada telinga. Sejauh ini, kerusakan rumah siput sangat sulit diperbaiki dan tidak bisa diobati. Untuk itu, adanya alat bantu dengar hingga pemasangan implan koklea (rumah siput) sangat efektif untuk mengatasi gangguan pendengaran.

“Alat bantu dengar bisa dipasang setelah diketahui bayi memiliki gangguan pendengaran. Itu bukan alat listrik memberikan iritasi di kulit,” kata Siti di Cochlear Training and Experience Centre (CTEC), Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu (14/2/2015).

Pemakaian alat bantu dengar pun sama halnya seperti menggunakan kacamata. Dapat dilepas dan dipasang kembali pada telinga.

Namun, alat bantu dengar harus dipasang oleh ahlinya dan tidak bisa dibeli di sembarang tempat. Salah membeli alat bantu dengar justru bisa membuat gangguan pendengaran lebih buruk. Sebab, pemasangan alat bantu dengar harus diukur sesuai derajat gangguan pendengaran seseorang.

“Kalau beli di tempat tidak benar, seberapa kuat amplifier tidak diukur dengan betul sehingga bisa merusak telinga. Misalnya menimbulkan suara terlalu keras yang berlangsung selama dia pake alat bantu dengar yang salah. Itu bisa membuat pendengaran menurun,” terang Siti yang juga berpraktek di Laboratorium Audiology A Kasoem, Cikini, Jakarta.

Selain alat bantu dengar, juga bisa dilakukan operasi implan koklea. Siti menjelaskan, implan koklea bukan mengganti atau memperbaiki rumah siput, melainkan hanya mengganti fungsi yang dijalankan rumah siput. Fungsi rumah siput sangat kompleks.

Implan akan membantu pusat pendengaran di otak menangkap kata-kata yang kemudian terekam dalam memori otak sebagai bekal untuk seseorang bisa berbicara.

“Rumah siput bisa melakukan encoding kata-kata. Kalau mengenal suara mudah, tapi encode kata itu tidak mudah. Misal, kata makan sama macan cuma beda C dan K. Kita yang dianugerahi rumah siput bagus, bisa melakukan encoding dengan baik, maka orang menyebut makan, sampai di otak juga kata makan,” jelas Siti.

Implan telinga terdiri dari dua jenis, yakni internal dan eksternal. Implan internal atau yang ditanam dalam telinga aman digunakan seumur hidup kecuali seseorang mengalami benturan hebat di bagian kepala.

Menurut Siti, kini implan koklea sudah bisa dipasang pada anak usia 1 tahun. Implan cukup dipasang pada salah satu telinga yang mengalami kerusakan rumah siput. Harga satu implan pun tak sedikit, yaitu sekitar Rp 150 juta hingga Rp 250 juta.

Jika dipasang sejak dini, alat bantu dengar maupun implan tentunya dapat meningkatkan kemampuan bicara anak. Seperti Kevin (19) yang mengalami gangguan pendengaran sejak bayi. Pada usia 14 bulan, Kevin menjalani operasi implan pada telinga kanannya. Ia juga selalu memasang alat bantu dengar.

Kevin akhirnya bisa mendengar suara dengan jelas, memiliki kemampuan bicara dengan baik seperti anak-anak yang tidak mengalami gangguan pendengaran. Ia pun mengikuti pendidikan formal di sekolah umum.

“Sampai sejauh ini enggak pernah ada masalah. Pakai alat bantu dengar ya, kayak pakai kacamata aja. Kalau tidur, mandi, berenang, saya copot,” terang Kevin saat ditemui seusai pembukaan Cochlear Training and Experience Centre.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau