Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapi Gen Berhasil Pulihkan Pendengaran Bayi Tunarungu

Kompas.com - 15/05/2024, 07:30 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber BBC

KOMPAS.com - Bayi perempuan penyandang tuna rungu di Inggris berhasil mendengar kembali setelah ia menjalani gen terapi pertama di dunia.

Opal Sandy, nama bayi tersebut, mendapat perawatan sebelum usianya genap setahun. Enam bulan kemudian ia bisa mendengar suara yang lembut sekalipun dan mulai mengucapkan kata-kata seperti "mama", "dada", dan gumaman khas bayi lainnya.

Opal merupakan salah satu bayi yang mengikuti uji coba yang merekrut pasien di Inggris, Amerika Serikat, dan Spanyol.

Hilangnya pendengaran yang dialami Opal diakibatkan oleh variasi gen Otof. Biasanya gangguan ini baru terdeteksi saat anak berusia 2-3 tahun karena kelambatan kemampuan bicara.

Terapi yang diterima Opal berupa infus ke dalam telinga untuk menggantikan DNA rusak yang menyebabkan tuli bawaan.

Baca juga: 3 Jenis Gangguan Pendengaran dan Penyebabnya

Kakak Opal, Nora yang berusia 5 tahun, juga menyandang tuna rungu sejak lahir dan saat ini menggunakan implan koklea elektrik.

Berbeda dengan alat bantu dengar yang membuat volume suara lebih kencang, implan tersebut memberi sensasi pendengaran dengan merangsang langsung saraf pendengaran yang berkomunikasi dengan otak, melewati sel-sel rambut penginderaan suara yang rusak di bagian koklea (telinga dalam).

Sementara itu, terapi yang didapatkan Opal berupa virus tidak berbahaya yang sudah dimodifikasi untuk mengirimkan salinan gen Otof yang berfungsi ke dalam sel-sel.

Opal harus dibius total saat menjalani terapi itu yang dikerjakan pada telinga kanannya, sementara implan koklea diberikan di telinga kirinya.

Beberapa minggu kemudian, telinga kanan Opal bisa mendengar suara yang kencang, seperti suara tepuk tangan. Kemudian enam bulan kemudian kemampuan pendengarannya nyaris seperti orang normal karena ia pun bisa mendengar suara-suara lembut dan bisikan.

Faktor bawaan

Orangtua Opal, Jo dan James mengatakan hasil dari terapi itu sangat luar biasa. Meski begitu pada awalnya mereka sempat cemas karena Opal menjadi orang pertama yang melakukan terapi itu.

Baca juga: Mengenal Implantasi Koklea, Teknologi Pendengaran Terbaru untuk Disabilitas Dengar

"Sangat mengerikan, tapi kami juga bersyukur karena diberikan kesempatan yang unik ini," kata Jo dalam wawancara TV dengan BBC Breakfast News.

Dokter bedah telinga yang menangani Opal, Prof.Manohar Bance mengatakan, lebih dari separuh kasus tulis pada anak disebabkan karena faktor genetik.

Ia sangat berharap keberhasilan yang dialami Opal juga bisa membantu banyak anak lain.

"Kami sangat berharap bisa mulai menggunakan terapi gen pada bayi, sehingga pendengaran mereka bisa dipulihkan dan tidak perlu memakai implan koklea atau teknologi lain yang perlu diganti-ganti," kata Bance.

Menurutnya, semakin dini anak menjalani perawatan, semakin bagus hasilnya.

"Karena otak mulai mematikan kemampuan adaptasinya setelah usia sekitar tiga tahun," katanya.

Saat ini dokter di beberapa negara, termasuk China, juga sedang mengembangkan terapi serupa untuk mengatasi mutasi gen Otof seperti yang dialami Opal.

Baca juga: Mengenal Faktor Genetik dalam Gangguan Kecemasan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau