Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/02/2015, 16:57 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis


KOMPAS.com - Mendengar kata bedah jantung, banyak orang yang langsung bergidik nyeri. Padahal, kini teknologi bedah jantung semakin canggih dan noninvasif dengan hasil luka kecil. Waktu perawatan di rumah sakit juga makin singkat.

"Di Indonesia sudah sering dokter melakukan operasi yang sifatnya noninvasif. Bukaan lukanya kecil dan sakit yang ditimbulkannya juga kecil jika dibandingkan dengan operasi terbuka," kata dr.Hariadi Hadibrata, spesialis bedah toraks dan kardiovaskular dalam acara Living with Heart Disease di Jakarta (24/2/15).

Ia menjelaskan, secara umum ada tiga jenis bedah jantung. Yang pertama adalah operasi pintas pembuluh darah atau biasa disebut bedah bypass. "Tujuan operasi ini membuat saluran darah baru karena yang lama tersumbat," papar dokter dari Bunda Heart Centre Jakarta ini.

Baca juga: Tetap Jalani Proses Bayi Tabung Saat Tahu Usia Suami Divonis 6 Bulan, Fanny Kondoh: Siapa Tahu Dia Mungkin Sembuh

Operasi kedua adalah operasi perbaikan atau ganti katup jantung. Biasanya dilakukan kalau ada kelainan, baik karena infeksi atau rusak, sehingga jantung tidak bisa menutup sempurna. Akibat kondisi ini alirah darah yang seharusnya searah menjadi bolak balik.

Terakhir adalah operasi jantung bawaan yang bertujuan untuk menutup celah dengan selaput yang berasal dari jantung sendiri. Biasanya operasi ini dilakukan pada anak-anak.

Untuk operasi bypass, saat ini sudah bisa dilakukan dengan alat atau mesin yang berfungsi menggantikan fungsi jantung selama proses operasi.

Baca juga: Tak Lagi Jabat Mendikti, Satryo Soemantri: Lebih Baik Mundur daripada Diberhentikan

"Alat-alat yang dipakai dalam operasi kini semakin baik, dengan bantuan kamera yang bisa membantu dokter," kata Hariadi.

Jika dulu operasi bypass dilakukan dengan mengambil pembuluh darah di kaki dengan bekas luka cukup besar, saat ini dokter cukup memasukkan alat dengan membuka luka berdiameter sekitar 2 sentimeter. "Kalau operasi konvensional perlu bukaan sampai 20 cm, dengan noninvasif hanya perlu 1-2 sentimeter," paparnya.

Selain itu, waktu perawatan di rumah sakit juga berlangsung lebih singkat. "Operasinya mungkin sekitar 3-4 jam, lalu selama 1-2 hari pasien di ICU dan dua hari pindah ke ruangan untuk menjalani fisioterapi. Setelah itu boleh pulang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau