Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/03/2015, 12:17 WIB

KOMPAS.com - Sakit pada tenggorokan adalah salah satu alasan paling umum orang pergi ke dokter, jauh di atas tekanan darah tinggi, masalah punggung, dan ruam. Gangguan ini dapat bersiap akut, datang tiba-tiba dan berlangsung beberapa hari, bahkan bulan.

Penyebab sakit tenggorokan masih membingungkan, bahkan bagi dokter. Jika gejala yang dialami menetap atau parah, segera konsultasikan ke dokter. Berikut adalah beberapa penyebab tersering sakit pada tenggorokan, menurut John Ingle, dokter spesialis telinga hidung dan tenggorokan.

4. Mononucleosis
Mononucleosis atau mono, dikenal sebagai penyakit berciuman, karena penyakit ini ditularkan melalui air liur. Penyakit ini disebabkan oleh virus Epstein-Barr dan paling sering terjadi pada orang muda.

Mono tergolong penyakit yang sulit untuk didiagnosis, karena bisa datang dengan cepat atau secara bertahap, kata Dr Ingle. Gejala umum yang terjadi termasuk sakit tenggorokan, demam, kelelahan yang signifikan, dan bengkak pada leher dan kelenjar ketiak. Gejalanya dapat berfluktuasi, dan dapat berlangsung dari beberapa minggu sampai beberapa bulan.

Kadang-kadang mono bisa tampak sangat mirip dengan radang tenggorokan. Jika Anda berpikir bahwa itu adalah radang dan segera mengkonsumsi antibiotik tertentu, maka Anda dapat mengalami campak seperti ruam.

Mono dapat diketahui dengan melakukan test yang disebut dengan tes monospot, tetapi tidak ada pengobatan untuk virus ini, "Anda harus menunggu dan secara perlahan kondisi Anda akan menjadi lebih baik," kata Alava.

Jika Anda mengalami nyeri yang signifikan pada tenggorokan, dokter mungkin akan memberikan Anda steroid. Hal ini akan membantu untuk mengurangi peradangan dan memungkinkan Anda untuk menelan lebih mudah.

5. Alergi
Alergi yang disebut dengan rhinitis alergi (hay fever) biasanya muncul dengan gejala seperti bersin, mata berair, dan hidung meler. Kondisi ini muncul setelah Anda menghirup alergen seperti serbuk sari, debu, atau bulu yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada tenggorokan.

Biasanya kita akan merasakan gatal atau menggelitik di tenggorokan, bukan terasa sakit. Walau begitu, kondisinya akan lebih buruk selama kontaminasi alergen terus terjadi.

Makanan tertentu juga bisa menjadi biang keladinya, dan tanda-tanda yang  begitu halus mungkin tidak dihubungkan dengan apa yang Anda makan. Hal ini termasuk dalam iritasi tenggorokan, gatal, atau masalah perut seperti kram atau diare.

Jika Anda melihat gejala ini setelah makan makanan tertentu terutama setelah mengkonsumsi kacang-kacangan, buah jeruk, biji-bijian, atau susu, maka Anda perlu meminta dokter untuk melakukan tes alergi. Alergi makanan dapat muncul pada usia berapa pun, bukan hanya pada anak-anak.

6. Laryngopharyngeal Reflux
Laryngopharyngeal refluks, atau LPR, mirip dengan penyakit gastroesophageal reflux (GERD), kecuali bahwa hal itu mempengaruhi tenggorokan. Hal ini dikenal sebagai "silent reflux," karena sering tidak menimbulkan gejala yang khas, seperti mulas atau asam lambung.

Pada LPR, asam atau cairan pencernaan akan naik melalui kerongkongan, dan tenggorokan, sehingga akan mengiritasi jaringan halus. Perut dan kerongkongan memiliki mekanisme pelindung yang membantu menetralkan asam, setidaknya hal ini dapat
hal ini dapat melindungi tenggorokan.

"Ini lebih sensitif. Bahkan jumlah kecil asam yang sampai ke tenggorokan dapat menyebabkan banyak iritasi," kata Ingle.

Sebagai hasilnya, Anda akan mengalami sakit tenggorokan atau suara serak, yang keduanya lebih buruk di pagi hari. Anda juga dapat mengalami batuk kering, dan memiliki perasaan bahwa Anda memiliki benjolan atau sepotong makanan di tenggorokan.

Gejala ini dapat berfluktuasi dari waktu ke waktu.
Saat Anda terdiagnosis mengalami LPR, maka dokter akan merekomendasikan untuk memeriksa pH atau jumlah enzim pencernaan di tenggorokan Anda. Kondisi ini dapat diobati dengan antasida atau reduksi asam lambung. Mengkonsumsi makanan rendah lemak, diet kurang pedas, menghindari alkohol dan kafein juga dapat membantu mengurangi dampak yang dihasilkan.

7. Udara Kering
Udara dingin yang kering dapat mendatangkan malapetaka bagi tenggorokan. Pemanas udara akan menimbulkan banyak kelembaban di udara yang bisa membuatnya lebih menjengkelkan ketika dihirup.

Jika Anda harus bernafas melalui mulut, entah karena alasan hidung tersumbat atau jika mulut Anda terbuka saat tidur maka akan memiliki risiko yang lebih besar.  "Jika Anda tidak bernapas melalui hidung, udara kering akan melalui mulut Anda dan cenderung mengiritasi tenggorokan dan membuatnya lebih kering," Ingle.

Kondisi ini akan menyebabkan tenggorokan terasa gatal dan kasar, terutama ketika Anda bangun. Langkah yang dapat Anda lakukan yaitu dengan cukup minuma air putih, karena ini dapat membantu lapisan mulut dan tenggorokan tetap lembab saat Anda tidur.

Memasukkan humidifier (alat pelembab udara) ke kamar tidur Anda juga dapat membantu. Tetapi jika masih menunjukkan gejala,  mungkin Anda harus segera memeriksakannya ke dokter, kemungkinan Anda mengalami masalah tidur yang parah.

8. Ketegangan Otot
Anda mungkin pernah kehilangan suara setidaknya sebayak satu atau dua kali setelah Anda berteriak-teriak seusai menonton bola atau konser. Tapi ternyata kita juga bisa sakit tenggorokan hanya karena menggunakan otot-otot tenggorokan tidak tepat.

Biasanya ini terjadi pada orang-orang yang mengharuskannya untuk terus-menerus berbicara sepanjang hari. Hal ini akan menyebabkan otot tenggorokan menjadi tegang. Jika kondisi ini terus berlangsung dalam jangka waktu yang panjang, maka akan berkembang menjadi sakit tenggorokan kronis.

9. Tumor Tenggorokan
Setiap orang berisiko mengalami kanker pada tenggorokannya. Kondisi ini juga berhubungan dengan kebiasaan merokok atau minum minuman keras.

Gejala yang ditimbulkan biasanya berupa rasa sakit atau nyeri di tenggorokan, suara serak yang tidak membaik selama 2 minggu, kesulitan menelan makanan atau air liur, penurunan berat badan, kesulitan bernapas, atau batuk darah.

"Seringkali saat ada tumor atau kanker, sakit tenggorokan dimulai dari kondisi yang ringan," kata Ingle. "Ini tidak pernah hilang dan semakin buruk dari waktu ke waktu."

Jika Anda memiliki gejala-gejala tersebut, sangat penting untuk melakukan CT scan, tapi mungkin lebih baik untuk  melihat juga kondisi telinga, hidung, dan tenggorokan.

Namun penanganan lain yang bisa dilakukan salah satunya dengan laringoskopi. Cara ini dilakukan menggunakan kamera yang dimasukkan melalui hidung, sehingga memungkinkan dokter untuk melihat bagian tenggorokan untuk melihat tanda-tanda adanya kanker. Hal ini lebih efektif dan lebih murah daripada CT scan dan membuat Anda tidak mengalami pengaruh dari radiasi. (Monica Erisanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com