Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Terjadi pada Tubuh Saat Berlari Maraton

Kompas.com - 30/04/2015, 19:00 WIB

KOMPAS.com - Jarak sekitar 41,8 kilometer yang ditempuh dalam maraton akan memicu darah, keringat, dan air mata bagi banyak pelari. Tetapi bagaimana tepatnya lari maraton mempengaruhi tubuh?

Lari maraton adalah uji fisik dan mental yang berbeda dari lainnya, karena membawa diri Anda keluar dari zona nyaman. Tantangan ini sepadan dengan perasaan yang tak tertandingi ketika kita melewati garis finish.

"Selama maraton dan juga olahraga intensitas tinggi lainnya, ketahanan tubuh mengalami kondisi yang intens. Namun dengan pengkondisian dan latihan yang tepat, tubuh akan bisa beradaptasi,"kata Dr. Agim Beshiri, direktur medis di perusahaan kesehatan global Abbott.

Beshiri mencontohkan, beberapa organ dapat menahan penurunan signifikan aliran darah dalam jangka waktu yang singkat karena tubuh otomatis mengutamakan sirkulasi ke jantung, otak dan otot selama maraton.

Berikut penjabaran para pakar tentang apa yang terjadi pada tubuh pelari ketika melakukan lari maraton.

- Tinggi badan Anda akan menyusut
Rata-rata pelari marathon akan menjadi lebih pendek sekitar 1 cm di akhir lomba daripada saat mereka baru memulainya.  Ini disebabkan karena dari waktu ke waktu, cakram pada tulang belakang mengompres, demikian hasil penelitian para peneliti di Swansea University, Inggris. Tetapi tinggi badan secara alami kembali ke semula dalam waktu satu hari.

- Kehilangan sekitar 1,4 kilogram
Kebanyakan pelari akan kehilangan 1 sampai 1,4 kilogram massa tubuh selama maraton berlangsung. Menurut Boston Athletic Association, rata-rata seseorang berkeringat sekitar 0,8 hingga 1,4 liter per jam selama berlari. Ini berarti sekitar 3,4 sampai 6 liter keringat yang dikeluarkan selama lari maraton penuh.

- Jantung memompa 16 liter darah
Jantung merupakan pompa yang terdiri dari sekitar setengah miliar sel. Organ tubuh yang satu ini diperlukan untuk memompa tiga sampai empat kali lebih banyak jumlah darah selama maraton dibandingkan saat tubuh sedang beristirahat.

"Saat istirahat, jantung orang yang normal akan memompa antara 4 sampai 6 liter per menit. Tetapi selama maraton, jantung bisa memompa tiga sampai empat kali dari jumlah biasanya," terang Beshiri.

- Peningkatan kemampuan memori
Proses tubuh yang membantu memberi energi tubuh secara efisien saat berlari ternyata juga bertanggung jawab pada kemampuan mengingat dan belajar. Ini berarti pelari maraton kemungkinan memiliki ingatan yang lebih baik daripada orang rata-rata.

- Lebih atraktif
Individu yang melakukan lari lebih baik dalam perlombaan setengah maraton ternyata cenderung terpapar tingginya kadar testosteron dalam kandungan.

Ini berarti para pelari, khususnya pria, tidak hanya memiliki efektivitas kardiovaskular yang lebih baik, tetapi juga dorongan seks yang kuat serta jumlah sperma yang tinggi. Secara historis, pria seperti itu cenderung lebih dipilih oleh wanita sebagai pasangan. (Purwandini Sakti Pratiwi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau