Kesimpulan itu didapatkan lewat penelitian yang melibatkan 140.000 orang dewasa yang menjalani tes genggaman tangan. Partisipan berusia 35-70 tahun yang berasal dari 17 negara. Kesehatan mereka diikuti selama 4 tahun.
Setiap penurunan kekuatan genggaman tangan sebanyak 5 kilogram dikaitkan dengan penurunan 16 persen risiko kematian karena berbagai sebab. Penurunan tersebut juga terkait dengan peningkatkan risiko kematian akibat penyakit nonjantung.
Meski penelitian ini menemukan kaitan, tapi bukan sebab akibat. Walau begitu, para ahli mengatakan bahwa kekuatan genggaman tangan bisa menjadi cara untuk memprediksi kematian prematur. Bahkan dianggap lebih efektif ketimbang bacaan tekanan darah.
Hubungan antara kekuatan genggaman tangan dan peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, dan kematian prematur ini juga tetap kuat meski para peneliti memasukkan faktor lain, seperti usia, kebiaaan merokok, minum alkohol, dan olahraga.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.