Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/08/2015, 13:00 WIB
Kontributor Surakarta, M Wismabrata

Penulis

KOMPAS.com - Kisah hidup dan pengabdian dokter Lo Siaw Ging (81) telah menginspirasi banyak orang. Dokter Lo yang lahir di Magelang 16 Agustus 1934 tersebut menjadi paradoks di tengah-tengah sikap skeptis masyarakat umum yang meyakini berobat ke dokter pasti butuh biaya besar.

Banyaknya kasus penolakan pasien tak mampu di rumah sakit seakan luruh ketika menyimak kisah hidup Lo Siaw Ging. Rumahnya di Jalan Yap Tjwan Bing No 27, Jagalan, Jebres, Solo, Jawa Tengah, selalu dipadati warga yang mengantre untuk berobat.

Setiap hari, dokter Lo mulai buka praktik pukul 06.00 dan pukul 16.00. Di siang hari, ia rutin melayani pasien di Rumah Sakit Kasih Ibu di Jalan Slamet Riyadi, Solo.

Di rumah dokter Lo tersebut, cerita tentang sosok dermawan lulusan Universitas Airlangga, Surabaya, mengalir dari mulut ke mulut. Kisah unik dan mengharukan hadir di antara kursi tunggu pasien.

"Saya dimarahi dokter Lo. Gara-garanya pas saya periksakan anak saya ke dokter karena sakit panas tinggi, lalu dokter marah ke saya, kok baru sekarang dibawa ke dokter," kata Agung (29), warga Jagalan, Sabtu (30/11/2013).

Lain lagi dengan Kaila (30), seorang ibu muda asal Solo. Sudah beberapa kali dia memeriksakan buah hatinya, tetapi Lo enggan menerima bayaran. "Sudah langganan juga, tapi pas mau dibayar pasti ndak mau dan anak saya pasti sembuh," kata Kaila.

Hal tersebut ditanggapi enteng oleh Lo, yang setiap hari harus menggunakan tongkat untuk berjalan. Ia selalu menanyakan kepada pasien, apakah memiliki uang untuk berobat atau tidak.

"Kalau tidak punya, saya menulis resep dan meminta mereka menebus di apotek atau rumah sakit langganan saya agar gratis. Biar nanti tagihannya saya bayar per bulannya," kata Lo sambil menunggu pasien masuk ke ruangannya.

Setiap bulan, Lo harus menanggung biaya sekitar Rp 6 juta hingga Rp 8 juta untuk menebus obat-obat itu. Lo enggan menjelaskan lebih detail tentang beban biaya yang harus ditanggungnya tersebut. Dia mengatakan, untuk membayar tagihan itu, ada sejumlah donatur yang membantunya.

Apakah semua pasien senang dengan pilihan Lo untuk tidak memasang tarif? Suami dari Maria Gan May Kwee tersebut mengatakan, ada juga pasien yang marah kepadanya.

"Pernah juga ada pasien yang tersinggung karena saya tidak mau menyebutkan tarif. Mereka mau saya sebut tarif," katanya sambil tertawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com