Orang yang merasa dirinya mulai kegemukan justru akan mengalami kenaikan berat badan lebih banyak dibandingkan dengan orang yang merasa berat badannya masih normal.
Demikian menurut penelitian berupa analisa beberapa data penelitian yang melibatkan 14.000 orang dewasa di Amerika Serikat dan Inggris Raya. Studi ini mengikuti para partisipan sejak usia 23 sampai 45 tahun.
Para peneliti menemukan bahwa orang yang mengaku mereka "kegemukan" cenderung makan lebih banyak karena stres. Hasilnya, tentu saja berat badannya bertambah. Hal tersebut tetap terjadi pada mereka yang sebenarnya memang kegemukan atau hanya merasa gemuk.
Sebenarnya bisa dimengerti mengapa jika kita merasa kegemukan efeknya bisa negatif bagi kesehatan. Ini adalah pengaruh dari stigma negatif orang gemuk, yakni kurang olahraga dan makan banyak.
Menurut Peter LePort, direktur medis dari MemorialCare Center for Obesity, kaitan merasa gemuk dan menjadi gemuk akibat mekanisme stres.
"Setiap orang bereaksi pada stres secara berbeda, tapi bagi sebagian orang makan adalah pelarian stres. Bahkan jika ia memiliki berat badan normal, bila metode pelarian stresnya adalah makan, tentu ia akan menjadi gemuk," katanya.
Konsep bahwa kita mulai kegemukan bisa mendatangkan stres. Akibatnya kita bisa masuk dalam lingkaran setan: stres karena merasa kegemukan, lalu makan banyak untuk mengatasi stres tersebut, dan konsekuensinya menjadi gemuk beneran atau bertambah gemuk.
Walau begitu, sebenarnya kita bisa memutus lingkaran tersebut. Menurut Shenelle Edwards-Hampton, psikolog klinis dari klinik manajemen berat badan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengambil jeda.
"Cobalah berpikir positif tentang tubuh kita dan fokus pada hal yang sudah dilakukan, misalnya mengasup makanan bernutrisi atau rajin berolahraga. Ini akan membantu mengurangi pelarian pada makanan," katanya.
Ia juga menyarankan untuk mencari pengalih perhatian saat merasa stres, misalnya berjalan kaki, membaca buku, atau melakukan hal lain selain makan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.