Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/09/2015, 15:30 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Migrain adalah sakit kepala yang terasa berdenyut, sering terjadi hanya pada satu sisi kepala. Aktivitas fisik dapat meningkatkan rasa sakit yang disebabkan oleh migrain, tetapi gejala dapat bervariasi dari orang ke orang dan dari satu serangan ke serangan yang berikutnya.

"Pada pasien yang memiliki migrain, kami akan memperlakukan semua jenis sakit kepala mereka sebagai migrain potensial," kata Anne Calhoun, MD, mitra dan salah seorang pendiri dari Carolina Headache Institute, di Chapel Hill, NC

Migrain sering agak sulit dibedakan dengan sakit kepala jenis lainnya. Sakit kepala akibat sinus atau akibat ketegangan otot leher, memiliki gejala yang hampir sama dengan gejala migrain. Migrain dapat timbul bersama penyakit lain misalnya asma dan depresi. Penyakit berat misalnya tumor atau infeksi, dapat juga menimbulkan gejala mirip migrain. Cek di sini bagaimana cara mengidentifikasinya.

 

Aura

Beberapa orang dengan migrain mengalami aura, biasanya dalam bentuk visual seperti cahaya benderang, titik-titik atau garis-garis.  "Anda mungkin melihat garis bergerigi kecil yang mengembang menjadi lintasan lalu bergerak melengkung," kata Dr Calhoun.

Aura biasanya berlangsung antara lima menit sampai satu jam, dengan 60 menit jeda sebelum sakit kepala muncul. Beberapa pasien memiliki aura tanpa sakit kepala.

 

Perubahan mood

Perubahan mood bisa menjadi tanda migrain. "Beberapa pasien akan merasa sangat tertekan atau tiba-tiba murung tanpa alasan," kata Dr Calhoun. Penelitian di Belanda baru-baru ini melaporkan adanya hubungan genetik antara depresi dan migrain, terutama migrain dengan aura.

Data yang disajikan American Academy of Neurology 2010  menunjukkan bahwa depresi sedang atau berat meningkatkan risiko migrain episodik menjadi kronis.

 

Kurang tidur nyenyak

Mengalami kesulitan tidur adalah masalah umum pada orang dengan migrain. Penelitian telah menunjukkan hubungan antara kurang tidur restoratif dan frekuensi dan intensitas migrain.

Ketika migrain menyerang, sulit untuk mendapatkan tidur yang nyenyak. "Banyak orang menderita insomnia sebagai akibat migrain mereka," kata Edmund Messina, MD, direktur medis dari Headache Clinic Michigan, di East Lansing. Ketidakmampuan untuk tidur dapat menjadi awal dari lingkaran setan, karena penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur juga dapat memicu migrain.

 

Hidung tersumbat atau mata berair

Beberapa orang dengan migrain memiliki gejala mirip sinus, seperti hidung tersumbat, kelopak mata turun dan mata berair, kata, Dr. Messina. Satu penelitian yang didanai GlaxoSmithKline menemukan bahwa 90% orang-orang yang mengeluh sakit kepala karena sinus, memiliki migrain.

 

Mengidam

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com