Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/10/2015, 14:50 WIB

Tertutupnya informasi aborsi aman mendorong banyak orang mengakses layanan aborsi tak aman di tempat ilegal. Itu meningkatkan risiko kematian ibu yang berusaha ditekan pemerintah.

"Karena pemerintah belum bisa melayani aborsi aman, PKBI berusaha melayani demi menyelamatkan nyawa para ibu dari aborsi ilegal," kata Fahmi.

Tertutupnya informasi aborsi aman membuat mereka yang bimbang ingin aborsi menjadi sasaran calo yang menawarkan aborsi tak aman. Selain biayanya amat mahal, layanan hanya tindakan medis tanpa konseling seperti yang disyaratkan Peraturan Pemerintah No 61/2014 tentang Kesehatan Reproduksi.

Padahal, konseling bisa membatalkan niat sejumlah ibu menggugurkan kandungan. "Ada bisnis besar di balik aborsi yang dilakukan orang tak bertanggung jawab," ujarnya.

Banyaknya pasangan suami-istri yang memutuskan menggugurkan kandungan karena cukup dengan jumlah anak yang dimiliki menunjukkan tak berjalannya program keluarga berencana (KB). Mereka seharusnya bisa mengakses dan diakses program dan layanan KB hingga tak perlu sampai melakukan aborsi.

Alasan pasangan suami-istri menggugurkan kandungan di Klinik PKBI karena cukup anak terus naik. Jika pada 2000-2003 hanya 21,7 persen, pada 2012- 2013 jadi 54,66 persen. Sementara alasan aborsi karena kegagalan kontrasepsi menurun dari 31 persen pada 2000-2003 jadi 1 persen pada 2008-2011.

"Banyak warga tak bisa mengakses alat kontrasepsi KB dengan aman dan nyaman," ucap Catharina.

Banyaknya aborsi pada perempuan menikah juga menunjukkan rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Ketidakpahaman itu membuat banyak perempuan terjebak dalam kehamilan tak diinginkan yang membawa mereka pada risiko kematian lebih besar. (MZW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com