Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Bayi yang Lahir Caesar Lebih Rentan Sakit?

Kompas.com - 21/10/2015, 07:30 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

Sumber HEALTHDAY

KOMPAS.com - Beberapa penelitian telah mengungkap, bahwa bayi yang dilahirkan secara normal memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik. Alasannya, melalui persalinan normal, bayi memiliki kesempatan untuk melakukan kontak langsung dengan bakteri-bakteri baik di jalan lahir, yang akan berkembang di ususnya lalu membentuk imun tubuh.

Sementara, bayi yang lahir dengan persalinan caesar, prosesnya dilakukan dengan sangat steril, sehingga bayi tak mendapat kontak langsung dengan bakteri yang akan menjadi modal awal pembentukan imun. Inilah yang dinilai lebih berisiko terserang alergi, infeksi, asma, dan gangguan kesehatan lain. Namun, hal ini ternyata tak berlaku untuk semua bayi.

Lewat sebuah studi yang melibatkan lebih dari 5000 anak-anak , peneliti dari School of Nursing di La Trobe University in Melbourne mengatakan, mereka menemukan bahwa bayi yang dilahirkan secara caesar tak terkait langsung dengan risiko kesehatan di masa anak-anak.

“Ada faktor lain yang ikut memengaruhi masalah kesehatan anak, bukan semata-mata karena bagaimana anak itu dilahirkan,” lanjut Elizabeth Westrupp, salah satu peneliti.

Setelah melihat perkembangan anak-anak tersebut dari usia bayi hingga 7 tahun, awalnya tim Westrupp menemukan, anak dengan kelahiran caesar lebih mungkin mengalami risiko medis di usia 2-3 tahun, lebih banyak mengonsumsi obat dokter di usia 6-7 tahun, serta lebih mudah gemuk di usia 8-9 tahun. Namun masalah-masalah itu ternyata berkaitan dengan pemberian ASI dan proses menyusui, berat badan ibu saat hamil, serta kondisi ekonomi.

Sebagai contoh, bayi dengan kelahiran caesar yang mendapatkan ASI cukup dari sang ibu, memiliki kesejahteraan kesehatan yang sama baiknya dengan bayi yang dilahirkan secara normal. Sebab, ASI terbukti memiliki imun yang baik bagi kekebalan tubuh bayi.

Dr Aaron Caughey, ketua departmen kebidanan dan ginekologi di Oregon Health & Science University di Portland mengatakan, “Saya tidak berpikir dokter tak akan melakukan caesar tanpa indikasi medis.

Tapi, hanya kerena Anda harus melakukan caesar, bukan berarti Anda harus khawatir bahwa anak Anda dapat menderita beberapa konsekuensi kesehatan jangka panjang. Hanya ada sedikit bukti yang mendukung bahwa caesar berdampak buruk bagi kesehatan bayi.”

Namun, Caughey menegaskan, meskipun caesar tidak berdampak buruk bagi bayi, caesar bisa menjadi masalah bagi ibu. “Saat dokter membuat “lubang” dalam tubuh seseorang, hal-hal buruk bisa saja terjadi, seperti kerusakan organ, pendarahan, maupun infeksi. Setelah operasi, wanita juga mengalami banyak rasa sakit,” imbuhnya.

Lebih ke alasan itulah, Caughey merekomendasikan ibu hamil untuk menjalani persalinan normal bila tak memiliki komplikasi kehamilan seperti posisi bayi sungsang, adanya masalah dengan jantung bayi, dan kondisi lain yang tak memungkinkan bayi untuk dilahirkan secara normal. Ia juga menyarankan para wanita untuk bekerja sama dengan dokter serta bidan untuk mendapatkan proses kelahiran yang terbaik untuknya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com