Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/11/2015, 09:01 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Selera setiap orang berbeda-beda. Ada orang yang suka menonton acara komedi, ada yang suka film laga, atau berita, atau acara tentang travel dan selebritas di televisi. Kesukaan menonton TV, jika dilihat sebagai aktivitas pereda stres, bisa dikatakan sebagai aktivitas yang baik.

Namun, jika kesukaan Anda menonton TV sudah sampai kategori berlebihan, sebaiknya Anda berhati-hati dan mulailah mengurangi.

Beberapa waktu lalu, ada sebuah studi di Amerika Serikat yang menyatakan bahwa terlalu banyak menonton TV, ternyata menjadi salah satu pemicu utama kematian masyarakat AS.

Sebanyak 92% orang Amerika memiliki TV di rumah mereka, menurut informasi yang menjadi latar belakang studi. Sedangkan 80% orang dewasa di AS menonton TV selama sekitar tiga setengah jam per hari atau lebih dari setengah dari waktu luang mereka.

"Kita tahu bahwa menonton televisi adalah perilaku paling umum dalam menghabiskan waktu luang. Kami memakai itu sebagai indikator aktivitas fisik secara keseluruhan," jelas penulis studi Sarah Keadle, dari US National Cancer Institute.

Dalam studi tersebut, para ilmuwan meneliti lebih dari 221.000 orang berusia 50-71, yang tidak memiliki penyakit akut selama hampir 15 tahun. Para relawan dimonitor sampai meninggal dunia atau sampai Desember 2011.

Semakin lama seseorang menonton TV setiap harinya, semakin besar risiko kematian karena penyakit jantung, kanker, diabetes, pneumonia, penyakit liver, dan penyakit parkinson.

Dibandingkan dengan mereka yang menonton TV kurang dari satu jam per hari, risiko kematian mereka yang menonton TV minimal tiga sampai empat jam per hari adalah 15 persen lebih tinggi.

Sedangkan yang menonton TV selama lebih dari tujuh jam per hari memiliki risiko kematian 47 persen lebih tinggi.

Bahkan, setelah para peneliti memperhitungkan faktor-faktor lain seperti merokok, minum alkohol, asupan kalori berlebih, dan masalah kesehatan lainnya, angka risiko kematian akibat penyakit yang dipicu oleh perilaku berlebihan menonton TV tidak berubah.

"Meskipun kami menemukan bahwa olahraga tidak sepenuhnya menghilangkan risiko yang terkait dengan menonton televisi berkepanjangan, tapi bagi mereka yang ingin mengurangi waktu menonton televisi, dianjurkan untuk menjalani program olahraga yang teratur sebagai aktivitas pengganti," kata Keadle dalam rilisnya.

Temuan ini semakin menambah bukti bahwa menghabiskan terlalu banyak waktu untuk duduk merupakan ancaman serius bagi kesehatan.

Meski penelitian ini dilakukan di Amerika Serikat, tetapi ancaman yang sama bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang demografi atau wilayah dari mana Anda berasal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau