Sejauh ini, Taylor mengaku berat badannya telah turun 11 kilogram. Untuk menambah cita rasa, sesekali Taylor menambahkan saus dan bumbu pada hidangan kentangnya. Kentang itu juga dimasak tanpa minya atau tidak digoreng.
Taylor mengaku akan makan kentang sebanyak mungkin agar ia tidak kelaparan. "Saya menikmatinya. Ini luar biasa dan saya baik-baik saja. Saya juga berolahraga dan penuh energi," kata Taylor.
Ia juga telah melakukan tes darah dan mengklaim hasil kesehatannya cukup baik. Ayah satu anak itu selalu mempublikasikan pengalamannya ini di media sosial.
Namun, para ahli medis tidak setuju dengan diet ketat yang dijalani Taylor. Menurut dokter, dalam jangka panjang, Taylor berisiko terkena gangguan di usus hingga kanker usus.
"Tidak ada satu makanan yang bisa memberikan Anda semua nutrisi yang dibutuhkan untuk menopang tubuh Anda," ujar dokter Joanna McMillan.
Menurut dia, Taylor memang akan mendapat banyak karbohidrat dari kentang. Tetapi, ia tidak mendapat lemak, protein, dan segala nutrisi yang dibutuhkan. Jika Taylor hanya makan kentang, ia akan kekurangan zat besi, seng, kalsium, yodium, lemak omega-3, antioksidan, dan sejumlah vitamin.
"Dia juga tidak mendapat cukup serat, kecuali dia juga makan kulit kentang. Jadi dia rentan terkena sembelit dan mungkin wasir," lanjut Joanna.
Meski demikian, Taylor tetap tidak sependapat. Menurut Taylor dietnya aman dilakukan dan sudah berkonsultasi dengan ahli gizi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.