Sunat juga terbukti menurunkan risiko kanker penis. Menurut Dr Turek, kanker jenis ini terhitung langka dan amat jarang ditemui pada pria yang disunat. Para ahli percaya kanker penis itu seperti kanker serviks yang disebabkan oleh virus HPV. Karena sunat mengurangi penularan virus HPV, para ahli percaya sunat mengurangi risiko kanker penis.
Dr Turek pun mengingatkan sunat tidak menjamin aktivitas seks lebih menyenangkan. "Sebagian besar pria yang disunat dewasa ketika membandingkan seks sebelum dan sesudah, mereka tak mendapati perbedaannya," katanya. Ia menjelaskan bahwa G-Spot pada pria tak terpengaruh oleh prosedur sunat.
Namun ia mengatakan sunat berpengaruh terhadap kesuburan. Sebagian besar pasien Dr Turek mengalami masalah kesuburan yang disebut fimosis dan blanitis. "Fimosis adalah ketidakmampuan untuk menarik kulup, terlalu kencang dan dapat bermasalah dengan seks dan kesuburan. Kondisi ini sering ditemukan pada pasien diabetes," katanya.
"Balanitis juga ditemukan banyak pada penderita diabetes. Kondisi ini adalah inflamasi pada kelenjar. Kepala penis meradang dan gatal atau kemerahan. Terkadang sulit untuk mengatasinya jika penis selalu tertutup," katanya.
Namun ketika penutup itu dihilangkan, kedua masalah itu bisa disembuhkan. Pria dengan masalah phimosis dan balanitis mampu mengatasinya dan mendapatkan kesuburannya kembali.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.