Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/10/2016, 15:15 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Makanan dan minuman, terutama junk food, adalah salah satu penyebab menumpuknya racun di dalam tubuh kita. Belum lagi polusi entah itu dari udara, tanah maupun air. Semua itu, menurut Frank Lipman, MD, pendiri dan direktur perusahaan kesehatan Be Well, pasti akan menyakiti tubuh kita dan menimbulkan berbagai efek yang merugikan.

Kabar baiknya, ada hal-hal sederhana berikut ini, yang bisa kita lakukan untuk detoksifikasi atau membersihkan tubuh dari racun supaya kita tetap sehat walafiat.

1. Air lemon di waktu pagi

Segera setelah Anda bangun, minumlah segelas air lemon hangat. "Air lemon akan mengembalikan cairan yang hilang, seraya memberikan elektrolit berupa kalium, kalsium, dan magnesium," kata Dr Lipman.

"Semalaman tubuh kita mengurus detoksifikasi dan ini membuat kita dehidrasi. Karena itu, penting mengisi ulang lagi cairan yang hilang."

Air lemon juga mendorong hati menghasilkan lebih banyak enzim untuk membantu pencernaan dan mendorong hati untuk membersihkan racun.

Vitamin C dalam jus lemon, merupakan antioksidan kuat yang melindungi kita terhadap radikal bebas dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

2. Putar tubuh

Pose yoga dengan posisi duduk sambil memutar torso dapat membantu proses detoks alami dengan merangsang pencernaan dan eliminasi racun. "Banyak ketidaknyamanan pencernaan berasal dari stres," kata Dr Lipman.

"Sebab itu, peregangan area perut sambil mengambil napas dalam-dalam yang menenangkan, dapat mengendurkan otot-otot yang tegang dan diafragma. Hasilnya, sistem pencernaan terbantu melakukan pekerjaannya dengan lebih baik. "

3. Makan brokoli

Peradangan tubuh yang kronis telah lama dikaitkan dengan penyakit jantung, diabetes, dan kanker. Hal ini bisa dikurangi dengan cara mengisi piring Anda dengan makanan yang kaya sulfur, seperti bawang merah dan putih, sayuran seperti brokoli, kale, kubis, kol dan kembang kol.

"Makanan-makanan tersebut tinggi antioksidan yang mendukung kemampuan tubuh untuk melawan racun," kata Dr Lipman.

4. Sikat tubuh Anda

Beberapa hari dalam seminggu, sebelum mandi, sikatlah kulit Anda dengan sikat berbulu lembut terutama di bagian yang kering.

“Hal ini memiliki dua manfaat. Pertama, membantu kotoran dan sel kulit mati. Kedua, melepas penyumbat pori-pori sehingga memungkinkan kulit berkeringat dan bernapas bebas," jelas Dr. Lipman.

Selain itu, kegiatan menyikat dapat merangsang sirkulasi darah di bawah kulit daan membantu percepatan proses pembaruan sel.

5. Minum teh

Teh bunga dandelion atau milk thistle dapat meningkatkan fungsi hati dan mengurangi penumpukan racun dalam jaringan.

Studi terhadap milk thistle yang dilakukan oleh National Center for Complementary and Alternative Medicine, menemukan bahwa ramuan ini dapat membantu meningkatkan fungsi hati dengan cara melindungi hati dari kerusakan sel dan merangsang perbaikan jaringan hati.

Penelitian lain mengatakan, bahwa milk thistle dapat memperkuat dinding sel untuk mencegah paparan racun, merangsang pembentukan enzim yang menetralisir efek buruk racun, dan memblokir radikal bebas menyerang sel-sel.

Sebuah kata peringatan: Hindari produk teh detoksifikasi yang menjanjikan dapat menurunkan nafsu makan, karena bisa merusak metabolisme dan menimbulkan efek samping seperti gelisah dan sakit kepala.

6. Berendam

Tambahkan dua cangkir garam mineral ke air mandi Anda. Kemudian berendamlah selama 20 menit.

"Garam mandi mengandung magnesium serta mineral dan nutrisi lainnya yang akan terserap ke dalam kulit dan membantu proses detoksifikasi," kata Dr Lipman.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com