Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Medis 2016 di Indonesia: Dari Chiropractic hingga Vaksin Palsu

Kompas.com - 14/12/2016, 08:33 WIB
Dian Maharani

Penulis

Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Chairul Radjab Nasution menjelaskan, prosedur transplantasi ginjal di rumah sakit pun sangat ketat untuk mencegah terjadinya jual beli organ. Ada tim advokasi yang khusus menyelidiki asal usul pendonor ginjal.

"Donor bisa didapat dari keluarga, sahabat, artinya yang punya hubungan dekat dan yang memang mau dengan tulus memberikan," terang Chairul kepada Kompas.com.

Menurut Chairul, Kementerian Kesehatan juga selalu melakukan pengawasan berlapis terhadap rumah sakit yang bisa menangani transplantasi ginjal.

3. Vaksin palsu

Terungkapnya kasus vaksin palsu oleh kepolisian juga menjadi sorotan publik. Kasus ini membuat banyak orangtua resah. Sejumlah rumah sakit hingga klinik tercatat menggunakan vaksin palsu yang didapat dari produsen vaksin ilegal.

Kementerian Kesehatan pun akhirnya menjadwalkan ulang vaksinasi pada anak-anak yang dicurigai mendapat vaksin palsu.

Anak-anak tersebut kembali mendapat vaksin pentavalen yang mampu memberikan kekebalan untuk 5 jenis penyakit. Pentavalen berisi vaksin DPT (Difteri, Pertusis, dan Anti Tetanus), HB (Hepatitis B) dan HiB (Haemophilus Influenza tipe B).

Kedua, mereka juga diberikan ulang vaksin oral polio vaccine (OPV) yang mampu memberikan kekebalan terhadap penyakit polio.

Sejumlah anak-anak korban vaksin palsu tersebut sebelumnya terdata pernah mendapat vaksin impor yang dipalsukan, seperti pediacel dan tripacel.

Pediacel seharusnya berisi vaksin untuk menangkal penyakit

difteri, pertusis, tetanus, polio dan Hib (haemophilus influenza tipe b). Sedangkan tripacel adalah vaksin impor berisi DPT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com