Hal ini adalah masalah besar, terutama bagi atlet. Jika seorang atlet menderita pukulan atau benturan kepala untuk yang kedua kali, sementara sebenarnya mereka sudah menderita gegar otak, ini bisa mematikan atau menyebabkan masalah kognitif jangka panjang.
Gegar otak bahkan telah dikaitkan dengan meningkatnya risiko Alzheimer di kemudian hari (meningkatkan memori dan usia-bukti pikiran Anda dengan solusi alami).
Sebuah penelitian terbaru yang di muat di JAMA Neurology mengatakan, tes darah sederhana yang menggunakan protein sebagai penanda, bisa mengungkapkan apakah sebenarnya Anda menderita gegar otak atau tidak, hingga tujuh hari setelah terjadi benturan di kepala.
4. Tingkat Gangguan Emosi Anda
Selama bertahun-tahun, para ahli percaya, adalah benar-benar tidak mungkin mengidentifikasi gangguan mood menggunakan tes darah atau scan otak.
Tapi penelitian terbaru dari Austria berhasil mengidentifikasi zat kimia tertentu di otak, yang juga ditemukan dalam darah, dapat menunjukkan tingkat hormon hormon kebahagiaan Anda.
Tes darah ini dapat membantu dokter meresepkan obat yang lebih efektif untuk mengobati depresi klinis, kata para peneliti Austria.
5. Setiap Sakit Flu yang Pernah Anda Alami
Seperti rekam medis, darah juga dapat mengungkapkan jejak virus atau sakit yang pernah Anda alami.
Menurut sebuah penelitian terbaru di jurnal Science, tubuh Anda mengembangkan antibodi untuk menangkis penyakit dan jejak antibodi terus ada di dalam aliran darah selama sisa hidup Anda.
6. Risiko Alkoholisme
Sebuah zat kimia tertentu di dalam darah yang disebut "PEth", mungkin meningkat di kalangan orang-orang yang secara biologis rentan terhadap alkoholisme.
Para peneliti yang berasal dari University of Illinois menemukan lonjakan PEth dalam darah mahasiswa yang sering terlibat dalam pesta minuman keras.
Zat kimia darah ini juga telah dikaitkan dengan alkoholisme di kalangan orang dewasa yang berusia lebih tua, dan dapat membantu dokter memberikan pengobatan yang lebih efektif untuk para pengguna alkohol.
7. Tingkat Kecemasan Anda
Kecemasan atau stres bisa menimbulkan gejala fisik seperti ketegangan di bahu atau jantung berdetak lebih kencang.
Peneliti dari Hebrew University di Yerusalem mengatakan, mereka bisa melihat seberapa tingkat kecemasan seseorang dari jenis protein tertentu di dalam darah.
Dengan memeriksa protein ini, dokter dapat menentukan apakah kecemasan Anda masih terkontrol atau sudah di luar batas yang Anda sulit untuk mengontrolnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.