KOMPAS.com - Acinetobacter baumannii adalah sekelompok bakteri yang resistan terhadap obat dan umumnya ditemukan di tanah dan air.
Baru-baru ini, WHO menilai bahwa penelitian tentang bakteri ini dan dua patogen lainnya masuk kategori "prioritas kritis."
Senin lalu, WHO memeringatkan bahwa ada selusin kuman super yang resisten terhadap antibiotik dan menimbulkan ancaman besar bagi kesehatan manusia.
Baca juga: Ariel NOAH Bebaskan Lagunya Dinyanyikan Tanpa Izin, Ahmad Dhani: Ya Enggak Apa-apa, tapi...
WHO juga mendesak para ahli rumah sakit ahli mengadakan pengendalian infeksi dan para peneliti farmasi untuk fokus pada memerangi patogen paling berbahaya.
Bahayanya strain baru bakteri yang resistan terhadap obat, muncul dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh penggunaan antibiotik terlalu sering pada manusia dan ternak. Ini telah menakutkan ahli kesehatan masyarakat.
Banyak yang menganggap, strain baru ini sama berbahayanya dengan virus seperti Zika atau Ebola.
Baca juga: Lirik Lagu Selalu Ada di Nadimu - BCL Soundtrack Jumbo, Kalau Nanti Badai Kan Datang
"Kami cepat kehabisan pilihan pengobatan," kata Dr. Marie-Paule Kieny, yang W.H.O. Direktur Jenderal asisten yang merilis daftar tersebut. "Jika kita menyerah kepada kekuatan pasar saja, antibiotik baru yang paling mendesak diperlukan tidak akan dikembangkan dalam waktu cukup lama."
Kepala medis Inggris, Sally C. Davies, telah mengeluarkan pernyataan bahwa patogen yang resistan terhadap obat sebagai ancaman keamanan nasional yang sebanding dengan terorisme.
Dr. Thomas R. Frieden, direktur CDC yang baru saja pensiun menyebut patogen resisten obat sebagai "salah satu ancaman kesehatan kami yang paling serius. "
Baca juga: Ilmu Fisika di Balik Cara Menghindari Cipratan Saat Kencing
Pekan lalu, Otoritas Keamanan Pangan Eropa dan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa memperkirakan bahwa kuman super membunuh 25.000 orang Eropa setiap tahun. CDC memperkirakan bahwa mereka membunuh setidaknya 23.000 orang Amerika setahun.
Sebagian besar kematian tersebut terjadi pada pasien berusia tua di rumah sakit atau panti jompo, atau di antara pasien transplantasi dan kanker yang sistem kekebalan tubuhnya sedang lemah. Tetapi, ada juga korban meninggal di kalangan muda dan sehat.
Sebuah studi baru dari 48 rumah sakit pediatrik di Amerika menemukan bahwa infeksi yang resistan terhadap obat pada anak-anak, meningkat tujuh kali lipat dalam jangka waktu delapan tahun.
Baca juga: Cara Mudah Aktivasi MFA ASN Digital dan Solusinya jika Gagal
Laporan yang baru saja dirilis WHO menyebutkan, penelitian pada tiga patogen adalah "prioritas kritis". Mereka adalah carbapenem-resistant Acinetobacter baumannii, Pseudomonas aeruginosa, bersama dengan semua anggota keluarga Enterobacteriaceae.
Keluarga Enterobacteriaceae di antaranya termasuk yang namanya sudah akrab, yaitu E. coli dan salmonella.
Dalam daftar WHO ada enam patogen sebagai "prioritas tinggi", di antaranya adalah methicillin-resistant Staphylococcus aureus, lebih dikenal sebagai MRSA atau "bakteri pemakan daging" dan Neisseria gonorrhoeae resisten antibiotik yang menyebabkan gonore.
Baca juga: Eropa Minta Warga Siaga Hadapi Potensi Perang, Ini yang Diungkap Sejumlah Negara