JAKARTA, KOMPAS.com -Obesitas selama ini lebih dikenal sebagai faktor risiko penyakit diabetes melitus, hipertensi, hingga jantung. Namun, obesitas juga dapat memicu terjadinya gagal ginjal atau penyakit ginjal kronis, meski sebelumnya tidak memiliki pengakit diabetes maupun hipertensi.
Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dr. Dharmeizar, SpPD-KGH menjelaskan, obesitas menyebabkan peradangan di tubuh dan gangguan hemodinamik pada ginjal.
"Kalau obesitas, ginjal akan terlalu berat mengeluarkan zat-zat metabolisme yang enggak perlukan lagi oleh tubuh. Ginjal harus bekerja keras, " kata Dharmeizar dalam acara peringatan Hari Ginjal Sedunia di Jakarta, Rabu (8/3/2817).
Tubuh yang lebih besar sejatinya membutuhkan fungsi ginjal yang besar pula. Bila tubuh kita bertahun-tahun obesitas, fungsi ginjal perlahan akan menurun dan dalam skala yang berat terjadilah gagal ginjal. Kalau sudah gagal ginjal, pasien harus menjalani hemodialisis atau dikenal dengan cuci darah secara rutin.
Di sisi lain, obesitas memang menjadi faktor risiko diabetes dan hipertensi. Apabila pasien tidak bisa mengontrol gula darah dan tekanan darah, kerusakan ginjal pun sulit dihindari.
Mereka yang obesitas menjadi jauh lebih berisiko terkena gagal ginjal dibanding yang tidak obesitas atau memiliki berat badan normal.
Peringatan Hari Ginjal Sedunia pada 9 Maret mengangkat tema Penyakit Ginjal dan Obesitas. Pencegahan penyakit ginjal kronis harus diutamakan daripada sudah terlanjur terkena penyakit dan harus cuci darah seumur hidup.
Penyakit ginjal dapat kita cegah salah satunya dengan mengatasi obesitas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.