Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Sebabnya Kanker Payudara Sebaiknya Ditemukan di Stadium Satu

Kompas.com - 20/03/2017, 09:00 WIB

KOMPAS.com - Kanker payudara merupakan kankter tertinggi pada perempuan di seluruh dunia. Pada stadium lanjut kanker ini sulit disembuhkan. Itu sebabnya, menemukan kanker ini di stadium awal sangat penting.

Menurut catatan medis RS Kanker Dharmais, hampir 85 persen pasien kanker payudara datang ke rumah sakit dengan kanker stadium lanjut. Studi ASEAN Cost In Oncology juga mengungkap, hanya 7,3 persen pasien kanker payudara yang didiagnosis di stadium satu.

Padahal, angka harapan hidup pasien kanker payudara stadium 1 selama 5 tahun setelah diagnosis mencapai 100 persen. Angka ini menurun drastis untuk mereka yang baru terdiagnosis di stadium 2 sampai 4.

Menurut dr.Bob Andinata, spesialis bedah kanker, jika ditemukan di stadium satu, bukan hanya peluang kesembuhannya yang besar namun biaya pengobatannya jauh lebih murah.

"Kalau baru stadium satu, pengobatannya operasi saja cukup tanpa perlu kemoterapi dan radiasi. Kurang lebih biayanya Rp 30 juta," kata dokter dari RS Kanker Dharmais ini.

Sementara itu, pada stadium 2 diperlukan kemoterapi dan juga terapi target selain operasi. Di stadium 3, dokter akan menambahkan radiasi jika kankernya sudah menyebar ke kelenjar getah bening. "Di stadium 4, semua lini pengobatan akan dipakai," imbuhnya.

Pasien kanker stadium satu juga tidak perlu khawatir payudaranya akan diangkat semua. "Teknologi dan alat-alat sudah bagus semua, jadi yang diangkat hanya tumor dan jaringan sekitarnya saja. Kelenjar getah bening di ketiak juga tidak perlu diangkat," kata Bob.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau