Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Batuk di Musim Hujan, Pahami Jenis dan Cara Penanganannya

Kompas.com - 13/12/2019, 13:33 WIB
Irawan Sapto Adhi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hujan mulai mengguyur sebagian wilayah di Indonesia. Pada masa pergantian musim seperti ini kita perlu lebih waspada terhadap serangan penyakit, salah satunya batuk.

Penyakit ini diketahui acap kali menjadi "langganan" ketika mulai memasuki musim penghujan.

Melansir dari Mayo clinic, batuk didefinisikan sebagai cara tubuh dalam merespons ketika sesuatu mengiritasi tenggorokan atau saluran udara Anda.

Baca juga: Kenali 6 Penyebab Batuk Balita yang Tak Kunjung Sembuh

Iritasi merangsang saraf untuk mengirim pesan ke otak. Setelahnya, otak memberi tahu otot-otot di dada dan perut untuk mendorong udara keluar dari paru-paru.

Gejala batuk bisa saja berlangsung normal dan sehat. Namun, bisa jadi berlangsung sangat sangat kuat dan berkepanjangan.

Batuk yang bertahan selama beberapa pekan atau batuk yang memunculkan lendir berwarna maupun berdarah dapat mengindikasikan suatu kondisi di mana seseorang membutuhkan perhatian medis.

Batuk yang berkepanjangan dan kuat dapat mengiritasi paru-paru dan bahkan menyebabkan lebih banyak kesakitan.

Ini juga akan melelahkan hingga dapat menyebabkan sulit tidur, pusing atau pingsan, sakit kepala, inkontinensia urin, muntah, dan bahkan patah tulang rusuk.

Batuk yang perlu lebih diwaspadai adalah batuk normal tapi terjadi secara terus-menerus.

Mayo Clinic mengklasifikasi batuk dianggap "akut" apabila terjadi kurang dari tiga pekan.

Sedangkan batuk yang berlangsung lebih dari delapan pekan atau empat pekan untuk anak-anak termasuk "kronis".

Baca juga: Kok Bisa Kita Batuk Sampai Terkencing-kencing?

Penyebab batuk

Adapun beberapa penyebab batuk, yakni sebagai berikut:

Penyebab umum batuk akut

  • Pilek biasa
  • Influenza (flu)
  • Menghirup iritasi (seperti asap, debu, bahan kimia atau benda asing)
  • Pneumonia
  • Batuk rejan

Penyebab umum batuk kronis

  • Alergi
  • Asma (paling umum pada anak-anak)
  • Bronkitis
  • Penyakit refluks gastroesofagus (GERD)
  • Tetes postnasal

Penyebab umum batuk lainnya

  • Sinusitus akut (infeksi sinus)
  • Bronkiektasis (kondisi paru-paru kronis di mana pelebaran saluran bronkial yang abnormal menghambat pembersihan lendir)
  • Bronkiolitis (infeksi saluran napas yang menyebabkan terjadinya radang dan penyumbatan di dalam bronkiolus atau saluran pernapasan kecil di dalam paru-paru)
  • Tersedak (terutama pada anak-anak)
  • Sinusitus kronis
  • Eksaserbasi PPOK (penyakit paru obstruktif kronik)
  • Croup (infeksi pernapasan pada anak, yang membuat saluran napas terhalang)
  • Cystic fibrosis (penyakit keturunan yang menyebabkan lendir-lendir di dalam tubuh menjadi kental dan lengket)
  • Empisema (penyakit kronis akibat kerusakan kantong udara atau alveolus pada paru-paru)
  • Gagal jantung
  • Radang tenggorokan
  • Kanker paru-paru
  • Konsumsi obat angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor yang berfungsi untuk melemaskan pembuluh darah
  • Penyakit neuromuskuler yang melemahkan koordinasi jalan napas bagian atas dan menelan otot
  • Emboli paru (bekuan darah di arteri di paru-paru)
  • Terserang virus respiratory syncytial virus (RSV) - terutama pada anak kecil
  • Sarkoidosis (kumpulan sel-sel inflamasi dalam tubuh)
  • Tuberkulosis (TBC)

Baca juga: Tewas dengan Kulit Melepuh Usai Berobat, Balita Noval Awalnya Hanya Batuk Pilek

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau