KOMPAS.com - Tingginya kadar kolesterol menjadi salah satu biang penyakit pembuluh darah seperti jantung dan stroke.
Kolesterol jahat yang menumpuk di tubuh, berpotensi menimbulkan timbunan plak di arteri.
MelansirTime (4/12/2019), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) merekomendasikan cek kadar kolesterol teratur mulai umur 20 tahun.
Rekomendasi tersebut diperkuat riset terbaru Lancet. Dalam penelitian disebutkan, pentingnya pengecekan kesehatan berkala untuk mengendalikan kadar kolesterol jahat.
Kolesterol non-HDL yang tinggi berhubungan erat dengan masalah kardiovaskular atau pembuluh darah.
Para peneliti mengumpulkan data dari 38 riset di Amerika Utara, Eropa dan Australia.
Respondennya berjumlah 400.000 orang. Mereka belum punya riwayat penyakit kardiovaskular. Sepertiga di antaranya berusia kurang dari 45 tahun.
Pada awal riset, kadar kolesterol mereka diukur. Mereka juga diwawancara riwayat medis, gaya hidup, sampai demografi.
Setelah 43 tahun, hampir 55.000 responden mengidap penyakit jantung atau stroke.
Peneliti menggunakan informasi tersebut untuk menemukan korelasi orang yang melek kadar kolesterol sejak dini dan memprediksi risiko terkena penyakit kardiovaskular.
Baca juga: Usia Jantung Lebih Tua dari Usia Biologis, Risiko Kesehatan Mengintai
Berdasarkan model itu, peneliti mengasumsikan responden saat berusia di bawah 45 tahun kadar kolestrol non-HDL-nya berkisar 145-185 mg/dL (normalnya di bawah 130 mg/dL).
Dengan asumsi tersebut, sebanyak 29 persen responden pria kemungkinan memiliki masalah jantung pada umur 75 tahun.
Sedangkan 21 persen responden pria kemungkinan sakit jantung saat umurnya di atas 60 tahun.
Untuk perempuan, sebanyak 16 persen responden perempuan punya masalah jantung pada umur 75 tahun.
Sedangkan 12 persen responden perempuan kemungkinan sakit jantung saat umurnya di atas 60 tahun.
Studi tersebut masih menyisakan perdebatan. Namun peneliti meyakini, orang yang lebih sadar kadar kolesterol sejak dini, risiko terserang penyakit kardiovaskular menurun drastis.
Pria yang melek kadar kolesterol non-HDL sejak umurnya di bawah 45 tahun, risiko masalah jantungnya turun dari 29 persen menjadi 6 persen.
Dalam perhitungan sejenis, perempuan yang melek kadar kolesterol non-HDL sejak umurnya di bawah 45 tahun probabilitas risiko sakit jantung turun dari 16 persen menjadi 4 persen.
Dokter memang dapat memberikan obat-obatan pengontrol kolesterol. Namun pengaturan pola makan menjadi kunci dalam mengantisipasi penyakit ini.
Berdasarkan rilis resmi Kementerian Kesehatan, terdapat beberapa penyebab melonjaknya kadar kolesterol jahat dalam tubuh. Antara lain:
Baca juga: Benarkah Kebersihan Mulut Berhubungan dengan Kesehatan Jantung?
Untuk mengantisipasi agar kadar kolesterol dalam darah tidak melambung tinggi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
Pengecekan kolesterol sejak dini ditambah gaya hidup sehat merupakan kombinasi cara paling ampuh mengantisipasi penyakit jantung dan stroke yang kini tak pandang bulu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.