KOMPAS.com - Minyak dan mentega merupakan bahan yang umum digunakan dalam memasak, termasuk saat menyiapkan hidangan Ramadhan dan Lebaran.
Meski keduanya sering dipakai, banyak orang masih bertanya-tanya mana yang lebih sehat untuk dikonsumsi dalam jangka panjang.
Melansir dari laman IPB University pada Rabu (26/3/2025), minyak dan mentega memiliki perbedaan mendasar dari segi komposisi.
Baca juga: Waspadai Minyak dalam Gorengan, Batasi Saat Buka Puasa
Umumnya, minyak berasal dari tumbuhan, seperti minyak kelapa, minyak zaitun, dan minyak kanola. Namun, ada juga minyak yang bersumber dari hewan, misalnya minyak ikan.
Sementara itu, mentega biasanya dibuat dari lemak susu dan mengandung kadar lemak jenuh yang lebih tinggi dibandingkan minyak nabati.
Selain mentega hewani, ada juga mentega nabati atau vegan butter yang terbuat dari lemak tumbuhan.
Menurut Ahli Gizi IPB University, Prof. Muhammad Rizal Martua Damanik, konsumsi minyak dan mentega dalam jangka panjang memiliki dampak yang berbeda pada kesehatan, tergantung pada jenis yang dikonsumsi, jumlah asupan, serta pola makan secara keseluruhan.
Baca juga: Konsumsi Mentega Bisa Tingkatkan Kolesterol, Begini Baiknya
“Terdapat perbedaan signifikan antara efek kesehatan yang ditimbulkan oleh minyak nabati dan minyak hewani, termasuk mentega. Hal ini disebabkan karena komposisi lemak, asam lemak, serta kandungan zat gizi lainnya yang berbeda,” ungkapnya.
Konsumsi mentega yang tinggi lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh dan berisiko memicu penyakit jantung.
Sebaliknya, minyak nabati seperti minyak zaitun dan minyak alpukat mengandung lemak tak jenuh yang lebih sehat dan dapat mendukung kesehatan jantung.
Namun, tidak semua minyak nabati baik untuk kesehatan. Minyak dengan kadar Omega-6 tinggi atau mengandung lemak trans, seperti beberapa jenis minyak goreng, dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh dan berkontribusi terhadap risiko penyakit kronis, termasuk kanker.
Baca juga: 4 Macam Minyak Goreng Paling Sehat
“Konsumsi mentega dan minyak dalam jangka panjang dapat mempengaruhi kesehatan jantung, metabolisme, dan berat badan, serta berkontribusi pada peradangan dan risiko penyakit tertentu,” jelas Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat IPB University ini.
Selain itu, ia menekankan bahwa konsumsi lemak jenuh dan lemak trans yang berlebihan tanpa diimbangi aktivitas fisik juga dapat meningkatkan risiko penyakit kronis, seperti penyakit jantung dan pembuluh darah.
Agar tetap sehat, pemilihan minyak dan mentega harus dilakukan dengan cermat. Prof. Rizal merekomendasikan beberapa jenis minyak yang lebih sehat jika dikonsumsi dalam jumlah yang tepat, antara lain:
Baik untuk kesehatan jantung dan mengandung antioksidan polifenol yang dapat mengurangi peradangan.