KOMPAS.com - Beberapa dari kita mungkin pernah mengalami nyeri otot atau jarem setelah berolaharaga secara intens.
Kondisi tersebut jamak bisa membuat seseorang berat kembali melanjutkan aktivitas yang menyehatkan badan tersebut.
Terlebih jika nyeri otot sampai menimbulkan memar hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Rasanya kapok untuk kembali berolahraga.
American College of Sports Medicine (ACMS) menyebut nyeri otot yang pernah kita rasakan ini sebagai delayed onset muscle soreness (DOMS).
Nyeri otot biasanya terjadi ketika kita kembali berolahraga setelah rehat lama, mencoba gerakan baru, atau dosis latihan yang ditambah.
Akan menjadi menyakitkan, gejala nyeri otot bisa berlangsung hingga tiga hari setelah latihan intens.
Nyeri otot bahkan bisa disertai dengan sesak napas, demam tinggi, lemah otot, hingga leher kaku. Apabila sampai mengalami hal tersebut, Anda dianjurkan untuk segera mendatangi dokter.
Baca juga: Kenali Perbedaan Nyeri Otot dan Cedera Usai Olahraga
"Nyeri otot mengindikasikan Anda sedang meregangkan otot sampai otot mengalami perubahan," jelas Dr. Michael Jonesco dari Ohio State University Wexner Medical Center, melansir dari Live Science.
Perubahan berupa kontraksi otot itu menyebabkan robekan mikroskopis di sepanjang otot dan sekitar jaringan ikat. Robekan kecil pada otot ini pada teorinya tidak membuat nyeri secara langsung.
Rasa sakit yang kita rasakan justru merupakan efek samping saat proses perbaikan otot.
Setelah otot robek, terjadi peradangan dan penumpukan kalsium. Berbarengan dengan kondisi tersebut, sistem kekebalan tubuh bekerja.
"Sedikit rasa nyeri menunjukkan otot kita mengalami kemajuan. Jika sudah lama tidak mengalami nyeri, saatnya menambah dosis latihan," ujar Jonesco.
Kendati rasanya tidak nyaman, otot ternyata sedang tumbuh dan berkembang.
Melansir dari berbagai sumber, ada beberapa cara untuk mengatasi nyeri otot atau pereda nyeri otot setelah berolahraga. Berikut beberapa di antaranya:
Penuhi kebutuhan cairan selama dan setelah berolahraga. Hidrasi merupakan aspek penting saat fase pemulihan otot.
Baca juga: 7 Makanan Kaya Vitamin D, Demi Tulang dan Otot yang Sehat