Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 25/10/2021, 10:26 WIB
Irawan Sapto Adhi,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

Namun, ada beberapa teori pendukung yang mengaitkan kebiasaan marah dengan gejala  penderita hipertensi, antara lain:

1. Sulit mengendalikan stres

Para ahli menyebut orang yang memiliki tekanan darah tinggi cenderung sulit mengendalikan sters.

Dalam sebuah penelitian di jurnal Psychosomatic Medicine, cepat marah merupakan respons otak yang terganggu hipertensi.

Hal ini membuat otak mengeluarkan dorongan amarah sebagai responsnya.

Namun, teori ini masih perlu penelitian lebih lanjut.

Terutama kaitan gangguan respons otak dan pengelolaan emosi yang disebabkan penyakit darah tinggi.

Baca juga: Agar Tak Jadi Komplikasi, Ini 6 Penanganan Hipertensi yang Tepat

2. Pengaruh obat hipertensi

Penderita hipertensi biasanya mengonsumsi obat untuk menjaga tekanan darah tetap normal.

Dalam beberapa riset disebutkan, obat yang dikonsumsi para penderita hipertensi berisiko menimbulkan efek samping memengaruhi suasana hati.

Salah satu efek sampingnya, penderita penyakit darah tinggi gampang marah.

Gagasan ini dibenarkan penelitian yang diterbitkan dalam Hypertension Journal Report.

Penelitian tersebut menyebut, obat-obatan darah tinggi dapat mengganggu kinerja pengelolaan stres dan emosi di otak.

Beberapa jenis obatan-obatan yang bisa memengaruhi suasana hati, antara lain:

  • Obat beta-blocker dan calcium antagonist. Obat ini digunakan untuk mencegah kerusakan fungsi jantung
  • Obat diuretik, khususnya thiazide. Obat ini digunakan untuk mencegah penumpukan cairan pada orang yang darah tinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com