KOMPAS.com - Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) berlayar ke bioskop sejak Kamis (2/1/2020). Film ini menjadi perbincangan publik.
Karya adaptasi dari buku berjudul sama buatan Marchella FP ini, mengajak penonton menyelami suara hati setiap anggota keluarganya.
Sekilas, keluarga dengan tiga anak yang mulai tumbuh dewasa ini tampak utuh dan bahagia.
Namun, dalam diam, kakak beradik Angkasa (Rio Dewanto), Aurora (Sheila Dara), dan Awan (Rachel Amanda) bergelut dengan konflik batinnya masing-masing.
Sutradara Angga Dwimas Sasongko menggerakkan cerita film NKCTHI dengan memunculkan trauma besar di keluarga tokoh sentralnya.
Dari situ, sudut pandang menjalani kehidupan sebagai anak sulung, tengah, dan bungsu, seolah "ditelanjangi".
Baca juga: 3 Fakta Menarik Film NKCTHI yang Diadaptasi dari Buku Best Seller
Anak sulung menganggap dirinya diserahi tanggung jawab menjaga adik-adiknya.
Sedangkan, anak tengah merasa diabaikan.
Sementara itu, anak bungsu merasa tidak mampu membuat keputusan, karena segalanya sudah diupayakan anggota keluarga lainnya.
Di media sosial, orang yang telah menonton film NKCTHI jamak mengasosiasikan dirinya menjadi anak sulung, tengah, bungsu, maupun kombinasi ketiganya.
Film pun banjir apresiasi lantaran dianggap mewakili suara hati mereka.
Tema pergulatan batin anak sulung-tengah-bungsu memang baru diangkat di film.
Namun, di dunia psikologi tema urutan kelahiran anak (birth order) sudah dibahas sejak puluhan tahun silam.
Psikolog Dr. Kevin Leman telah mempelajari urutan kelahiran sejak 1967.
Ia pun menerbitkan buku The Birth Order Book: Why You Are the Way You Are.
Leman berpendapat, urutan kepribadian memengaruhi perbedaan kepribadian antara anak sulung-tengah-bungsu.
Sejak itu, riset peran urutan kelahiran dalam memengaruhi kepribadian anak sulung-tengah-bungsu terus bergulir.
Kepribadian anak sulung-tengah-bungsu
Melansir Parents, psikolog sekaligus penulis buku Birth Order Blues, Meri Wallace, juga berpendapat kepribadian anak terkait dengan urutan kelahirannya.