Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Ria Irawan, Ini Cara Deteksi Dini Kanker Endometrium

Kompas.com - 06/01/2020, 15:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Selain kanker kelenjar getah bening, artis peran Ria Irawan sempat juga mengidap penyakit kanker endometrium sebelum meninggal dunia. 

Pada pertengahan 2019 lalu, kondisi Ria bahkan semakin memburuk akibat penyakitnya itu.

Sel kanker yang dia derita ternyata telah menyebar ke beberapa organ tubuh Ria, seperti kepala dan paru-paru.

Massa tumor di bagian kepala bahkan sampai menekan saraf Ria hingga membuat dirinya kesulitan bicara dan kehilangan keseimbangan.

Baca juga: Ria Irawan Meninggal, Kenali Ganasnya Kanker Kelenjar Getah Bening

Melansir dari American Cancer Society, kanker endometrium pada dasarnya adalah jenis kanker yang menyerang sel-sel lapisan dalam rahim (endometrium).

Kanker yang bisa juga disebut karsinoma endometrium ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan pada bagaimana sel-sel terlihat di bawah mikroskop.

Jenis-jenisnya, antara lain:

  • Adenokarsinoma (sebagian besar kanker endometrium adalah jenis adenokarsinoma yang disebut kanker endometrioid)
  • Rahim carcinosarcoma atau CS
  • Karsinoma sel skuamosa
  • Karsinoma sel kecil
  • Karsinoma transisi
  • Karsinoma serosa
  • Karsinoma sel jernih
  • Adenokarsinoma lendir
  • Karsinoma yang tidak berdiferensiasi
  • Karsinoma terdiferensiasi
  • Adenokarsinoma serosa

Dari banyak jenis kanker endometrium itu, memang ada jenis kanker endometrium yang tergolong kurang umum karena bisa tumbuh dan menyebar lebih cepat daripada jenis lainnya. 

Mereka yang termasuk jenis kanker endometrium itu, antara lain karsinoma sel jernih, adenokarsinoma lendir, karsinoma yang tidak berdiferensiasi, karsinoma terdiferensiasi, dan adenokarsinoma serosa.

Mereka bahkan diketahui sering menyebar di luar rahim. Hal ini diketahui setelah dilakukan diagnosis.

Baca juga: Masih Jadi Momok, Berikut 5 Cara Kurangi Risiko Kanker Payudara

Faktor risiko

American Cancer Society menyebut ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi risiko seorang wanita terkena kanker endometrium.

Berikut ini daftarnya:

  • Kegemukan
  • Hal-hal yang memengaruhi kadar hormon, seperti mengonsumsi estrogen setelah menopause maupun konsumsi pil KB
  • Tamoxifen atau kondisi terkait jumlah siklus menstruasi, kehamilan, tumor ovarium tertentu, dan sindrom ovarium polikistik (PCOS)
  • Penggunaan alat kontrasepsi (IUD)
  • Usia
  • Diet dan olahraga
  • Diabetes tipe 2
  • Riwayat keluarga (memiliki kerabat dekat dengan kanker endometrium atau kolorektal)
  • Pernah menderita kanker payudara atau ovarium di masa lalu
  • Pernah mengalami hiperplasia endometrium di masa lalu
  • Pengobatan dengan terapi radiasi ke panggul untuk mengobati kanker lain

Beberapa faktor risiko tersebut diketahui dapat dihindarkan.

Oleh sebab itu, para wanita yang tak ingin mengidap kanker endometrium disarankan untuk menjaga pola hidup sehat.

Deteksi dini

Cara terbaik untuk menemukan kanker endometrium pada tahap awal, yakni dengan menemui dokter apabila Anda mengalami sejumlah gejala berikut:

  • Pendarahan pervagina
  • Keputihan vagina abnormal

Deteksi dini dapat meningkatkan kemungkinan kanker akan berhasil diobati.

Kebanyakan wanita dengan kanker endometrium mengalami perdarahan vagina yang tidak normal.

Baca juga: Kanker Kolorektal Ancam Pria Indonesia, Berikut Cara Mencegahnya

Namun dalam beberapa kasus, gejala tersebut tak muncul dan diketahui kanker sudah mencapai stadium lanjut.

Ini berarti kankernya telah membesar dan mungkin telah menyebar tanpa menimbulkan tanda-tanda.

American Cancer Society mendorong semua wanita khususnya yang telah menopause, memahami gejala kanker endometrium.

Para wanita ini sangat dianjurkan untuk segera memeriksakan diri apabila mengalami perdarahan, keputihan, atau bercak apapun pada vagina.

Beberapa tindakan yang mungkin akan dilakukan dokter, antara lain:

1. Pemeriksaan panggul

Pemeriksaan panggul diyakini dapat menemukan beberapa kanker, termasuk beberapa kanker rahim lanjut.

2. Pemeriksaan USG

Dokter bisa menggunakan ultrasonografi (USG) transvaginal untuk melihat ketebalan dan tekstur endometrium.

Tes ini dapat membantu dokter mencari kelainan pada lapisan uterus.

3. Biopsi

Tindakan ini dilakukan dokter dengan mengambil sampel jaringan yang berada di dinding rahim kemudian diperiksa di laboratorium untuk menentukan apakah terdapat sel kanker atau tidak.

4. Pemeriksaan Radiologi

Setelah hasil biopsi menunjukan adanya sel kanker pada jaringan endometrium, dokter dapat merekomendasikan serangkaian pemeriksanan radiologi seperti X-ray, CT-scan, atau MRI.

Pemeriksaan tersebut bertujuan juga untuk melihat apakah ada penyebaran kanker ke organ lain atau tidak.

Selain itu pemeriksaan radiologi bisa membantu dalam penentuan stadium kanker endometrium.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau