Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penting untuk Bayi, Bagaimana Cara Memperlancar Produksi ASI?

Kompas.com - 10/01/2020, 06:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

Sumber Healthline,

KOMPAS.com - Air susu ibu atau ASI adalah makanan terbaik bagi bayi sejak dilahirkan sampai genap berusia enam bulan.

Sayangnya, banyak para ibu yang terkendala untuk memberikan ASI bagi buah hatinya karena jumlah ASI yang tak memadai.

ASI yang dihasilkan oleh setiap ibu memang bervariasi. Selain itu, faktor emosional seperti stres dan kecemasan, kondisi medis, serta konsumsi obat-obatan tertentu turut memengaruhi produksi ASI.

Frekuensi menyusui, gaya hidup merokok, dan konsumsi alkohol juga berdampak pada pasokan ASI.

Baca juga: Cara Menyimpan ASI agar Kandungan Gizinya Tetap Terjaga

Cara meningkatkan produksi ASI

Saat produksi ASI menurun, para ibu tak perlu khawatir. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk menambah jumlah produksi ASI.

Melansir Healthline, berikut lima cara meningkatkan produksi ASI:

1. Sering menyusui

Ketika bayi menyusu, hormon yang memicu payudara untuk menghasilkan ASI dilepaskan.

Hal itu terjadi karena efek let down atau keluarnya ASI karena kontraksi otot-otot di payudara pada isapan pertama bayi.

Semakin banyak menyusui, semakin banyak ASI yang dihasilkan payudara.

Menyusui bayi sebanyak delapan hingga 12 kali sehari dapat membantu membangun dan mempertahankan produksi ASI.

Baca juga: Waktu yang Tepat Perkenalkan Buah dalam Makanan Pendamping ASI

2. Memompa ASI di sela-sela waktu menyusui

Memompa ASI di antara waktu menyusui juga dapat membantu meningkatkan produksi ASI.

Para ibu disarankan terlebih dahulu menghangatkan payudaranya, agar lebih nyaman dan proses memompa ASI jadi lebih mudah.

3. Gunakan kedua payudara untuk menyusui

Usahakan bayi menyusu dari kedua payudara. Stimulasi dari kedua payudara yang disusui dapat membantu meningkatkan produksi ASI.

Selain itu, memompa ASI dari kedua payudara secara bersamaan juga dapat meningkatkan produksi air susu.

4. Konsumsi makanan pelancar ASI

Beberapa kue yang dijual di toko-toko juga dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI.

Kue-kue tersebut biasanya mengandung galactagogue atau zat yang mempromosikan laktasi atau produksi air susu seperti gandum utuh, sereal, ragi, dan biji rami.

Selain itu, bahan-bahan makanan tertentu seperti bawang putih dan daun katuk juga dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI.

Daun katuk memiliki kandungan steroid dan polifenol yang dapat membantu memperbanyak kadar hormon prolaktin. Hormon tersebut berfungsi meningkatkan produksi ASI.

Sama dengan daun katuk, bawang putih juga dapat memperlancar produksi ASI.

Sayangnya, aroma khas bawang putih ternyata berisiko memengaruhi rasa alami ASI sebagai makanan utama bayi kurang dari usia enam bulan.

Baca juga: Berapa Lama ASI Perah Boleh Disimpan di Kulkas?

Pantangan ibu menyusui

Kualitas makanan yang dikonsumsi ibu turut mempengaruhi kualitas ASI yang dihasilkannya.

Oleh karena itu, para ibu harus memperhatikan asupan gizinya lengkap dan seimbang agar kebutuhan zat gizi ibu dan bayi terpenuhi.

Selain itu, para ibu juga harus menghindari makanan yang bisa menurunkan kualitas ASI. Melansi Hello Sehat, berikut makanan dan minuman yang perlu dihindari ibu menyusui:

  • Kafein

Ibu menyusui sebaiknya membatasi minum minuman yang mengandung kafein. Pasalnya, kafein yang ada dalam ASI dapat mengganggu tidur bayi.

  • Alkohol

Alkohol yang dikonsumsi ibu menyusui juga akan mempengaruhi kualitas ASI. Pasalnya, ASI yang mengandung alkohol dapat berdampak pada perkembangan saraf dan otak bayi.

  • Ikan bermerkuri tinggi

Ikan atau seafood merupakan sumber protein dan asam lemak omega-3 yang baik bagi tubuh.

Namun, makanan laut yang mengandung merkuri dapat mengkontaminasi ASI dan berisiko pada perkembangan otak bayi.

  • Berbagai jenis makanan yang rentan membuat alergi

Makanan yang biasanya memicu alergi adalah telur, kacang, kedelai, jagung, dan susu.

Namun, jika ibu tidak mempunyai alergi terhadap berbagai jenis makanan, makanan tersebut tidak harus dihindari.

Jika terjadi sesuatu pada bayi atau timbul reaksi alergi setelah menyusui, biasanya itu dipicu asupan ibu, dua hingga enam jam sebelum ASI diberikan kepada bayinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau